MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Sebagian besar masyarakat di Sulbar dinilai masih tidak paham menghadapi situasi bencana. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang siaga bencana.
Hal itu tergambar dari hasil Rapid Assessment atau kajian cepat yang dilakukan Ombudsman RI (ORI) Sulbar.
Wilayah yang dijadikan sampel yakni Kabupaten Majene. Hasilnya, Majene memiliki tingkat risiko tinggi. Potensi masyarakat yang terpapar bencana pun cukup besar.
Salah satu akar permasalahannya adalah kurang pahamnya masyarakat tentang risiko bencana karena sosialisasi terkait mitigasi yang dilakukan Pemkab Majene ke masyarakat belum secara bertahap dan berkelanjutan.
“Dari hasil ini kita menemukan potensi maladministrasi, misalnya bahwa dalam satu dua tahun terakhir sangat sedikit dilakukan edukasi maupun sosialisasi ke masyarakat terkait pemahaman kebencanaan,” kata Plt Kepala ORI Sulbar, Ismu Iskandar, Selasa 12 Desember.
Kepala Keasistenan Bidang Pencegahan, ORI Sulbar, Irfan Gunadi menuturkan, jika dirinci kegiatan peningkatan pemahaman masyarakat berupa sosialisasi, gladi dan simulasi bencana sangat minim. Hanya dilakukan di tahun 2021 dan 2022. Tahun 2023 hingga bulan Juli belum dilaksanakan kegiatan tersebut.
“Serta penyebaran data dan informasi tentang kebencanaan belum diperbaharui secara periodik melalui publikasi media seperti website, medsos ataupun pemasangan baliho di fasilitas umum, sehingga informasi tentang kebencanaan mudah diakses publik terutama di lokasi daerah yang rawan bencana,” ungkapnya.
ORI Sulbar pun menyampaikan saran agar Pemkab Majene mengalokasikan anggaran yang proporsional untuk penyelenggaraan sub urusan kebencanaan di daerah baik secara langsung maupun tidak langsung.
