RADARSULBARNEWS

Warga BTN Royal Riverside Krisis Air Bersih, Terpaksa Beralih ke Sumur Bor

ISI AIR. Salah seorang anak kecil sedang mengisi galon dengan air di salah satu titik air yang mengalir di blok depan BTN Royal Riverside, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Mamuju, Sabtu, 12 April 2025. (Irfan Fadhil/Radar Sulbar)

MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Warga perumahan BTN Royal Riverside, Mamuju, menjerit akibat pasokan air bersih dari PDAM Tirta Manakarra yang tak kunjung mengalir selama beberapa bulan belakangan ini.

Kondisi tersebut, memaksa warga mencari solusi alternatif, salah satunya dengan membuat sumur bor.

“Sudah berbulan-bulan kami kesulitan air bersih. Awalnya mengecil, sekarang sudah tidak keluar sama sekali,” keluh warga BTN Royal Riverside, Herman (42), Sabtu 12 April.

Ia dan warga lainnya terpaksa menumpang air di rumah tetangga yang masih memiliki sedikit pasokan atau membeli air galon hingga lima sampai enam buah per hari. Bahkan, tak jarang mereka harus ke sungai untuk mencuci pakaian karena krisis air yang berkepanjangan.

Kondisi ini mendorong sebagian warga untuk beralih ke pembuatan sumur bor. Seorang pekerja sumur bor bapak Rahma, mengungkapkan adanya lonjakan permintaan pembuatan sumur bor sejak banjir melanda Mamuju beberapa waktu lalu.

“Sejak banjir kemarin, banyak warga Mamuju yang menyewa jasa sumur bor. Di BTN Royal Riverside ini saja, sudah dua yang saya kerjakan,” ujarnya.

Dalam sehari, ia mengaku bisa menerima beberapa panggilan pembuatan sumur bor di berbagai wilayah Mamuju.
Biaya pembuatan sumur bor sendiri mencapai sekitar Rp 3 juta, namun warga tak punya pilihan lain demi mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Krisis air bersih ini jelas berdampak besar pada aktivitas harian warga, memaksa mereka untuk berhemat dan mencari berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan air.

Warga BTN Royal Riverside berharap PDAM Tirta Manakarra dan pemerintah daerah segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini dan memulihkan pasokan air bersih secepatnya. Mereka mendambakan kembali kehidupan normal tanpa dihantui ketiadaan air.

Hingga berita ini dibuat, pihak PDAM belum dapat ditemui untuk memberikan keterangan. Sebelumnya, Kepala Bagian Teknik PDAM Mamuju, Arman menuturkan kapasitas produksi PDAM Mamuju saat ini masih kurang yaitu 162 liter per detik, sementara jumlah pelanggan mencapai 14 ribu.

Karena itu, lanjutnya, untuk mengatasi persoalan ini, PDAM membutuhkan penambahan kapasitas IPA. Namun, untuk merealisasikan itu, Arman mengaku pihaknya tidak sanggup lantaran membutuhkan biaya sekira Rp 40 milliar. (irf/)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version