RADARSULBARNEWS

Maret 2025 Inflasi Sulbar Kembali Stabil

Ilustrasi Inflasi Sulbar.

MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Provinsi Sulawesi Barat mencatatkan inflasi tahunan sebesar 1,55 persen pada Maret 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 107,46. Meskipun angka inflasi relatif terkendali, terdapat perbedaan signifikan antar kabupaten.

Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Mamuju yang mengalami kenaikan sebesar 2,11 persen dengan IHK 107,32, sementara Kabupaten Majene mencatatkan inflasi terendah, hanya 1,20 persen, dengan IHK 107,56.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar, La’bi menuturkan, kenaikan inflasi tahunan dipengaruhi oleh naiknya harga di beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami lonjakan harga signifikan, mencapai 4,77 persen.

Sektor pakaian dan alas kaki juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,95 persen, sedangkan perlengkapan rumah tangga naik 0,94 persen. Kenaikan lainnya terjadi pada sektor transportasi sebesar 0,27 persen, pendidikan 2,94 persen, serta penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,32 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya turut mengalami kenaikan harga sebesar 2,50 persen.

“Namun, ada beberapa sektor yang justru mengalami penurunan harga. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga tercatat turun sebesar 3,76 persen. Selain itu, sektor kesehatan dan informasi, komunikasi, serta jasa keuangan juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,13 persen dan 0,03 persen,” kata La’bi, saat press rilis, di Kantor BPS Sulbar, Selasa 8 April.

Dari sisi inflasi bulanan, Maret 2025 tercatatkan angka 2,23 persen, menunjukkan adanya tekanan harga yang lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, inflasi tahun kalender untuk tahun 2025 tercatat sebesar 0,64 persen, mencerminkan stabilitas harga meskipun ada fluktuasi harga yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

“Cukup tinggi inflasi bulan ke bulan. Sejak Januari 2024 tingkat inflasi bulanan tertinggi terjadi pada Maret 2025. Ini kalau mau kita sampaikan ini dipengaruhi oleh hilangnya diskon tarif listrik 50 persen. Ini sangat dirasakan oleh masyarakat karena sebelumnya terjadi diskon listrik, begitu berakhir langsung dirasakan masyarakat,” bebernya. (ajs/*)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version