MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Kelangkaan dan kenaikaan harga jual gas elpiji tiga Kilogram di Mamuju diduga terjadi lantaran terdapat oknum pangkalan nakal.
Karena itulah Pemkab Mamuju melalui Dinas Perdagangan (Disdag) Mamuju bersama pihak pertamina, dan pihak kepolisian menggelar Inspeksi Mendadak (sidak) gabungan di beberapa pangkalan di Mamuju. Dari sidak yang dilakukan ini, tim sidak belum menemukan pelanggaran yang dilakukan pengecer.
Kepala Disdag Mamuju, Abdul Syahid menyatakan sidak dilakukan untuk memastikan pangkalan di lapangan betul-betul menjual sesuai sasaran yang ditetapkan. Dia mengungkapkan sidak ini akan terus berlanjut hingga sampai ke desa-desa.
“Bukan menuduh tapi mewanti-wanti bagaimana pangkalan kebawah, apakah pangkalan ini langsung ke pungguna yang berhak atau bagamana, ini bukan hanya berfokus di kota tapi ke desa-desa insyaallah secara tim kami akan turun ” kata Syahid dikonfirmasi, Senin 13 Januari.
Syahid mengaku masih mencari tahu penyebab kelangkaan tersebut. Dia menegaskan pihaknya bersama pengawas dan pihak pertamina bakal menindak tegas bila menemukan pangkalan yang menjual tidak sesuai aturan yang berlaku.
“Kita masih mencari benang merahnya dimana penyebab kelangkaan ini dari , ini (pemetaan wilayah yang rawan) sementara ditelusuri dari julmah pangkalan 268 di Mamuju, mudah-mudahan ini bisa didapatkan, agar masyarakat tidak resah lagi,” pungkasnya.
Sales Branch Manager VIII Gas Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Dermawan Tarigan, menyatakan tabung gas elpiji di Mamuju didistribusi ke tiga agen keseluruhan berjumlah 7.840 tabung dalam sehari.
Dalam penyaluran itu, dia mengaku sistem aplikasi MyPertamina Merchant yang ada saat ini masih memiliki celah, terkait status pekerjaan belum mampu mendeteksi apakah konsumen sebagai PNS, atau bukan. Dia mengungkapkan aplikasi itu baru berbasis satu Nomor Induk Kependudukan (NIK) per satu Kartu Keluarga KK.
“Kami hanya berbasis NIK. Saat konsumen masuk itu (aplikasi) mereka akan mengecek apakah sudah mencapai batas maksimumnya, atau tidak. Pada saat mencapai batas maksimalnya, otomatis pangkalan tidak melayani lagi,” tuturnya
Untuk itu, Dermawan mengaku pihaknya bakal gencar melakukan sidak ke seluruh pangkalan di Mamuju agar masyarakat merasa senantiasa diawasi.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Disdag, bahwa bila ada pangkalan yang nakal, ada bukti yang jelas, itu akan ditindak. Kita tidak menye-menye soal aturan ke pangkalan,” pungkasnya.
Adapun beberapa pangkalan yang sempat disidak diantaranya Pangkalan Muh. Ramli B di Jl Soekarno Hatta, Keluarahan Karema, Kecamatan Mamuju, Pangkalan Halwa Fahirah Jl. Andi Dai Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, serta Pangkalan Bagio, Jl. Mangga No. 123, Kabupaten Mamuju.(irf/*)