POLEWALI, RADARSULBAR NEWS – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Polewali Mandar (Polman) menggelar simulasi pemungutan dan perhitungan suara untuk pemilu serentak 2024 di halaman Kantor KPU, Rabu 27 Desember.
Dalam simulasi tersebut, berdasarkan pantauan, satu orang warga membutuhkan waktu sekira 5 menit untuk mencoblos surat suara. Waktu dihitung mulai dari warga menerima surat suara, membuka, mencoblos, hingga melipat surat suara kemudian memasukkan ke kotak surat suara.
Simulasi dimulai sekitar pukul 09.00 WITA dengan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) membuka acara dan membaca sumpah. Dilanjutkan KPPS membuka logistik seperti surat suara, tinta, busa pencoblosan, dan lain sebagainya.
Terdapat pula saksi, pengawas TPS, dan sebagainya, persis seperti yang seharusnya saat hari pemungutan suara. Lebih lanjut, dalam simulasi pencoblosan Pemilu 2024 tersebut di Polman, terdapat lima jenis surat suara buatan terdiri dari pemilihan Presiden-Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Dalam simulasi ini, KPU Polman juga gelar simulasi penggunaan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada (Sirekap). Aplikasi ini dapat mencegah manipulasi suara saat pemilahan nanti. Simulasi ini merupakan gambaran saat pelaksanaan pemungutan suara nantinya.
Ketua KPU Polman Rudianto menjelaskan dalam simulasi ini melibatkan 300 orang pemilih pemula hingga para pemilih disabilitas, juga menyiapkan kursi roda. Dalam hitungan waktu saat simulasi dibutuhkan enam jam dengan menggunakan empat bilik seluruh proses pencoblosan 300 pemilih selesai.
Dalam simulasi ini juga menghadirkan panitia penyelenggara pemilu mulai dari tingkat desa hingga kecamatan ikut hadir dalam simulasi ini. Serta jajaran Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Polman hadir mengawasi jalannya simulasi.
Ada empat bilik suara yang disiapkan panitia untuk melayani 300 pemilih lalu masuk penghitungan suara.
“Ini tujuannya untuk memberikan pemahaman dan gambaran pemilihan nanti. Simulasi tersebut penting untuk mengecek kesiapan petugas KPPS di TPS telah memahami prosedur saat pemilihan,” terang Rudianto kepada wartawan.
Dijelaskan simulasi ini menggambarkan kondisi dan situasi di tempat pemungutan suara (TPS). Agar semua penyelenggara pemiilih mendapat pemahaman saat hari pencoblosan tiba. Mengenai peran dan fungsinya masing-masing demi kelancaran menjalankan tugas.
Dalam simulasi ini, kata Rudianto aplikasi Sirekap juga akan diterapkan untuk penghitungan suara.
“Pemilih sendiri dalam simulasi ini kita libatkan ada 300 orang, iya aplikasi Sirekap kita fungsikan,” lanjutnya.
Disebutkan aplikasi ini untuk penghitungan suara yang terhubung dengan server KPU RI.
Admin dari aplikasi ini terlebih dahulu menyambungkan di tempat yang tersedia jarigan internet. TPS yang tidak memiliki akses jaringan atau blank spot tetap dapat menjalankan aplikasi ini.
“Aplikasi ini diinstal di handphone android, salah satu KPPS bertindak sebagai operatornya,” katanya lagi.
Ia menambahkan hasil perhitungan yang ada di Model C1 Plano atau catatan hasil penghitungan suara akan discan. Secara otomatis hasilnya akan direkapitulasi melalui aplikasi tersebut, kelebihannya dapat difungsikan di tempat tidak ada jaringan. (*)