Jaun menambahkan, Di Sulbar saat ini fenomena defisit anggaran juga terjadi. Ia meyakini kontribusi terhadap defisit itu karena tidak efisiennya pemanfaatan anggaran disebabkan karena kurangnya data yang digunakan sebagai dasar perencanaan.
“Diharapkan sosialisasi ini dapat mengefisienkan anggaran karena data yang mita miliki sama. Mudah-mudahan upaya dan ikhtiar kita bisa memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas perencanaan pada setiap level pemerintahan,” tutupnya.
Lebih lanjut, perencanaan berbasis data memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih berbasis bukti. Data yang tersedia dapat digunakan sebagai landasan untuk menginformasikan keputusan pembangunan.
Dengan mempertimbangkan fakta dan angka, keputusan dapat diambil secara objektif, mengurangi kecenderungan bias subjektif. Ini membantu memastikan bahwa sumber daya yang tersedia digunakan secara efisien dan efektif.
“Oleh sebab itu, pelaksanaan Data Desa Presisi (DDP) dalam dimensi pemanfaatan data diharapkan dapat menjadi salah satu input data yang digunakan dalam penyusunan perencanaan pembangunan Desa,” tutupnya.
Adapun Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah, Mendiseminasikan kesepahaman data hasil Workshop; Tersosialisanya hasil kesepahaman terkait satu data berbasis numerik dan spasial dalam upaya percepatan penurunan stunting yang konvergen dan terintegrasi di Sulbar.
Selain itu, menyusun rencana aksi fasilitasi program kegiatan percepatan penurunan stunting yang konvergen di lingkup OPD/Instansi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa sesuai dengan kewenangannya. Pesertanya sebanyak 75 orang, dari OPD Lingkup provinsi dan kabupaten.