RADARSULBARNEWS

KSM Obat Sampah Olah 3,5 Ton per Hari, Solusi Awal Atasi Krisis Sampah Polman

MESIN SIPILAH. Aktivitas pekerja KSM Obat Sampah saat mengolah sampah setiap harinya menjadi bernilai ekonomis.

POLMAN, RADAR SULBAR — Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Obat Sampah yang dibentuk oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Polewali Mandar pada Desember 2024 di Kelurahan Madatte, hadir sebagai solusi nyata terhadap permasalahan sampah yang telah lama membayangi wilayah ini.

KSM Obat Sampah kini mampu mengolah hingga 3,5 ton sampah setiap harinya. Meskipun kapasitas ini masih terbatas, langkah ini dianggap sebagai permulaan penting dalam mengatasi krisis sampah yang berlangsung selama tiga tahun terakhir, khususnya di Kecamatan Polewali.

Sebelumnya, Polewali dikenal dengan kesan kumuh dan bau tak sedap yang menyertai tumpukan sampah di sejumlah titik. Namun, memasuki tahun 2025, secercah harapan mulai tumbuh melalui sistem pengelolaan sampah terpadu yang mulai dijalankan secara konsisten.

Sebanyak 30 anggota tim KSM Obat Sampah kini bekerja aktif menangani limbah rumah tangga di lima kelurahan: Darma, Madatte, Pekkabata, Manding, dan Takatidung.

Kepala DLHK Polman, Moh. Jumadil Tappawali, menunjuk T. Apri Nugroho sebagai Ketua KSM. Menanggapi amanah tersebut, Apri menyampaikan rasa syukurnya atas kepercayaan yang diberikan untuk merealisasikan salah satu program strategis DLHK.

“Ide dasarnya berasal dari Bapak Jumadil saat mengikuti lelang jabatan. Gagasannya adalah mengelola sampah menjadi produk bernilai guna. Kami tentu berkomitmen menjalankannya secara nyata,” ujar Apri.

Apri menjelaskan bahwa proses uji coba mesin pemilah sampah dilakukan selama satu bulan penuh, tepatnya pada bulan Ramadan. Setelah mesin mulai dioperasikan, mereka berhasil mengolah sampah hingga 3,5 ton per hari.

“Saat ini kami mengoperasikan satu unit mesin SIPILAH (Sistem Pemilah Sampah). Insya Allah, pada bulan Mei atau Juni kami akan mulai menggunakan dua unit, sehingga kapasitas pengolahan meningkat menjadi tujuh ton per hari,” lanjutnya.

Selain membantu menyelesaikan persoalan lingkungan, program ini juga bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pemanfaatan sampah bernilai jual serta memperbaiki sistem penjemputan sampah untuk menghilangkan praktik pembuangan liar.

“Kesehatan dan kesejahteraan tim kami menjadi prioritas. Kami akan terus berupaya memberikan perhatian lebih agar mereka bisa bekerja dengan aman dan nyaman,” tutup Apri. (mkb)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version