POLEWALI, RADARSULBAR NEWS – Dusun Mampie Desa Galeso Kecamatan Wonomulyo setiap tahun menghadapi ancaman serius abrasi.
Hampir setiap tahun 10 hingga 15 meter dataran Mampie tergerus dihantam abarasi pantai. Sementara pemerintah tak kunjung membangun tanggul pemecah ombak.
Bukan hanya soal terkikisnya daratan, tetapi warga Mampie juga kesulitan mendapatkan air bersih, berkurangnya lahan produktif untuk bercocok tanam dan mengancam pemukiman.
Untuk mengantisipasi ancaman abrasi, warga Dusun Mampie bergotong royong membuat tanggul darurat dari karung berisi pasir. Tanggul darurat ini terbuat dari karung-karung berisi pasir.
Karung-karung tersebut disusun rapi di sepanjang garis pantai sebagai langkah darurat untuk mengurangi dampak abrasi.
Kepala Dusun Mampie, Darwis menjelaskan bahwa material untuk tanggul ini diperoleh dari hasil patungan warga dan sumbangan sejumlah netizen yang tergerak setelah mengetahui kondisi darurat Mampie.
“Sumbangan karung dari warga net sangat membantu. Kami juga warga disini berpatungan untuk membeli karung karena sangat banyak yang dibutuhkan agar bisa segera membangun tanggul ini,” kata Darwis.
Abrasi tidak hanya mengancam infrastruktur dan mata pencaharian warga, tetapi juga kehidupan sehari-hari masyarakat.
Salah seorang warga yang rumahnya kini hanya berjarak 10 meter dari laut, Muslimin mengungkapkan kekhawatirannya.
“Dulu rumah saya sangat jauh dari laut, tapi sekarang tinggal sepuluh meter saja. Kalau tidak ada tindakan, tahun ini rumah saya bisa hilang,” ujar Muslimin dengan nada penuh kecemasan.