POLEWALI, RADARSULBAR NEWS – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Polewali Mandar (Polman) mengelar Focus Group Discussion (FGD) persiapan debat publik antar pasangan calon dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Polman 2024. FGD yang dihadiri sejumlah kalangan baik forkopimda, akademisi, perwakilan instansi vertikal maupun pemkab Polman, organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, pengiat kepemiluan serta media di Hotel Al Ikhlas Pekkabata, Senin 21 Oktober.
Dalam FGD ini sejumlah masukan dari berbagai pihak terkait materi debat publik Paslon Bupati dan Wakil Bupati Polman menjadi masukan bagi tim perumus untuk menentukan tema debat. Pelaksanaan debat kandidat ini akan digelar dua kali yakni pertama, Rabu 6 November dan Senin 18 November mendatang.
Dalam pelaksanaan debat nantinya, KPU Polman telah menunjuk lima orang tim perumus yang nantinya akan merumuskan materi debat termasuk teknis pelaksanaan debat. Kelima tim perumus tersebut diantaranya aktivis Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, pengamat transportasi yang juga Dosen Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Abdul Haris Djalante, Dr Buhari profesional dan dosesn STIE YPUP Makassar, Direktur Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak rakyat (LAPAR) Sulsel, Muhammad Iqbal Arsyad dan Suroto kalangan profesional.
Dalam FGD, KPU Polman menghadirkan Kepala Balitbangren Polman Andi Himawan Jasin sebagai pemateri terkait rencana pembangunan jangka menengah daerah dan skala proritas pembangunan lima tahun kedepan. Termasuk berbagai permasalahan yang dihadapi Polman dalam beberpa tahun terakhir ini.
Dalam FGD ini, sejumlah peserta memberikan masukan terkait materi debat. Salah satu yang mengemuka soal lingkungan hidup khsusunya penanganan sampah. Karena hampir tiga tahun ini persoalan sampah menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah yang tidak bisa dituntaskan.
Aktivis lingkungan hidup, Muhammad Yusri berharap dalam debat kandidat nantinya isu lingkungan hijau dan penanganan sampah. Karena masyarakat tentunya ingin mengetahui konsep dari setiap paslon bupati dan wakil bupati dalam penanganan lingkungan khususnya persoalan sampah.
Sementara budayawan Sri Musdikawati berharap materi debat juga memasukkan masalah pengembangan kebudayaan. Karena pada debat kandidat pilkada sebelumnya masalah kebudayaan jarang tersentuh menjadi materi debat. Akademisi Unasman, Solihin Azis meminta tim perumus memasukkan masalah petani dan nelayan serta peningkatan SDM menjadi materi debat. Ada juga peserta mengusulkan penanganan masalah stunting dan kemiskinan ekstrim serta keterbukaan informasi.
Lain hanya dengan Camat Luyo, Ahmad dalam FGD meminta agar para calon bupati dan wakil bupati Polman dapat menjadikan persoalan infrastruktur jalan dan jembatan menjadi prioritas yang perlu menjadi penanganan. Khususnya tiga desa di Kecamatan Tutar yakni Desa Ratte, Besoangin Utara dan Besoangin Induk. Sehingga mengusulkan materi debat terkait penanganan infrastruktur khususnya di wilayah terpencil.
Selain itu, Syaefuddin dari BNNK Polman berharap materi debat kandidat juga memasukkan masalah penanganan narkoba khususnya program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).