MAMUJU, RADAR SULBAR – Siapa sangka, di balik seragam pegawai bank yang rapi, tersimpan jiwa entrepreneur yang bergelora. Wahyuddin Hodi (36), pria kelahiran Ujung Pandang, 08 Juli 1989 silam itu kini dikenal sebagai pemilik Barber Bankers, membuktikan bahwa latar belakang pekerjaan tak menjadi penghalang untuk mewujudkan mimpi berbisnis.
Berbekal pengalamannya di dunia perbankan, ia sukses mentransformasi sebuah peluang menjadi pangkas rambut modern yang kini menjadi ikon di Sulbar. Nama Barber Bankers sendiri bukan tanpa alasan. “Karena saya pegawai bank, istri juga pegawai bank di salah satu BUMN,” ungkap Wahyuddin, Minggu, 13 April.
Kisah Barber Bankers bermula tahun 2016. Naluri bisnis Wahyudin menangkap adanya celah pasar yang belum tergarap di Mamuju. Kala itu, arus urbanisasi tengah tinggi, namun fasilitas pangkas rambut yang representatif masih minim.
“Waktu itu yang ada hanya pangkas rambut Madura dan salon yang masih sederhana. Nah, Barbershop ini hadir untuk mewadahi kekurangan itu, menghadirkan konsep tempat yang nyaman, fasilitas yang maksimal, dan alhamdulillah diminati,” tuturnya.
Menariknya, Wahyuddin, yang kini memegang jabatan Senior Manager Operasional Bank Muamalat Indonesia Cabang Mamuju itu mengaku memulai Barber Bankers tanpa modal pribadi. Ia mendapatkan pinjaman modal awal sebesar 50 juta rupiah dari atasannya di bank.
“Dia percaya dan tahu keinginan saya yang kuat dalam berusaha. Saya ingat sekali jasa-jasa bos saya, saya meminjam tanpa diberikan bunga,” ujarnya.
Langkah awal tak semulus, yang dibayangkan. Wahyuddin mesti turun langsung mempelajari seluk-beluk dunia pangkas rambut. Ia mendatangkan trainer dari Makassar untuk membimbingnya.
“Bagaimanapun, owner harus paham bagaimana lelahnya saat melayani customer. Sehingga saat saya menjadi atasan, saya memahami langkah-langkah dan tantangan capster (tukang cukur) saat di lapangan,” jelasnya.
Tantangan terbesar di awal merintis adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Profesi capster membutuhkan keterampilan khusus. Untuk menjaga kualitas layanan, Wahyuddin tak segan terbang ke Jakarta, mengikuti berbagai event barbershop berskala nasional, bahkan internasional. Ia juga beberapa kali mendatangkan trainer untuk meningkatkan kemampuan para capsternya.
Selain urusan teknis, tantangan sosialisasi juga mewarnai perjalanan Barber Bankers. Bahkan, ia pernah didatangi seorang ibu yang mencari menu makanan. Untuk mengatasi kesalahpahaman ini, promosi gencar dilakukan, baik melalui brosur maupun media sosial.
Kini, Barber Bankers telah memasuki usia ke-9. Empat tahun setelah berkecimpung di dunia perbankan, Wahyudin memberanikan diri membuka usaha yang kini telah memiliki tiga cabang strategis di Mamuju yaitu Taman Karema, Masjid Raya, dan kompleks pemda.
“Rata-rata per hari dapat 60 orang dengan tarif 50 ribu per orang. Bila weekend bisa mencapai 100 orang per cabang,” ungkapnya.
Keberhasilan Barber Bankers tak lepas dari sentuhan manajemen ala perbankan yang diterapkan Wahyuddin. Disiplin, pelayanan prima, dan skill menjadi fokus utama bagi setiap capster. “SOP Bank itu kami adopsi di Barber kami,” tegasnya.
Berbagai rintangan telah dihadapi, mulai dari pandemi Covid-19 yang sempat membuat khawatir karena sifat layanan yang bersentuhan langsung, hingga musibah gempa bumi yang melanda Mamuju dan menyebabkan kerusakan pada salah satu gerai. Namun, dengan inovasi protokol kesehatan dan semangat pantang menyerah, Barber Bankers mampu bertahan dan bahkan kembali bangkit lebih kuat.
“Setelah dua minggu kami sudah bisa buka kembali pasca gempa. Dan pas kita buka tiba-tiba membludak,” jelasnya.
Setahun pasca gempa, kondisi ekonomi mulai stabil dan Wahyuddin kembali mengembangkan usahanya dengan menambah satu cabang baru di tahun 2022. Pengakuan atas eksistensi dan kontribusi Barber Bankers pun datang dari pemerintah. Berbagai penghargaan telah diraih, yang terbaru adalah penghargaan Sidak Karya dari Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, menjadikannya satu-satunya barbershop yang menerima penghargaan tersebut.
Kini, Wahyuddin telah mempekerjakan 18 karyawan yang terdiri dari capster, kasir, dan cleaning service. Ia tak pelit berbagi kiat sukses bagi anak muda yang ingin memulai usaha. “Lihat dulu pasarnya. Siapa yang mau disasar. Apakah itu dibutuhkan atau tidak. Kalau itu terpenuhi, silahkan dicoba,” sarannya.
Kisah Wahyuddin Hodi dan Barber Bankers, menjadi inspirasi bahwa dengan keberanian mengambil peluang, kerja keras, dan inovasi, mimpi besar dapat terwujud, bahkan melampaui batas profesi yang sebelumnya ditekuni. Dari balik meja bank, kini Wahyudin sukses mengukir namanya sebagai pengusaha barbershop terkemuka di Sulbar.(*)