RADARSULBARNEWS

Jelang Lebaran, Omzet Pedagang Kue Kering Naik Drastis

PRODUKSI. Karyawan Fahmi Bakery sementara membuat kue kering pesanan pelanggangnya, Senin 24 Maret 2025.

POLMAN RADAR SULBAR — Sepekan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, usaha kue kering di Kabupaten Polewali Mandar mulai kebanjiran order pesanan. Kondisi ini pun menjadi berkah tersendiri bagi pengusaha kue kering karena omzet mereka naik hingga tiga kali lipat dari hari biasanya. Sehingga mampu meraup untung puluhan juta rupiah.

Salah satu usaha kue kering yang berada di Jalan Andi Depu Kelurahan Pekkabata Kecamatan Polewali, Fahmi Bakery kebanjiran order.

Sejak awal ramadan hingga mendekati lebaran Idul Fitri, pekerja di Fahmi Bakery mulai sibuk memproduksi kue kering untuk lebaran. Tingginya permintaan dari konsumen membuat pengrajin kue kering mengaku kewalahan hingga mereka terpaksa harus menambah jumlah karyawan dan bahkan harus lembur hingga malam hari untuk menyelesaikan pesanan konsumen.

Setiap hari pengrajin kue kering ini mampu memproduksi ratusan toples kue kering berbagai jenis varian. Hingga pertengahan ramadan, pengrajin kue kering telah menerima order pesanan kue kering hingga ribuan toples.

Kue kering yang di produksi bermacam-macam jenis varian, seperti kue nastar, cokelat stik, palem sugar, lidah kucing, cokelat beng-beng dan beberapa jenis varian lainnya tergantung permintaan konsumen. Umumnya kue kering yang paling banyak diminati konsumen adalah kue nastar, cokelat stik, beng-beng dan kue yang berbahan dasar cokelat.

Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari 40 ribu hingga 50 ribu per toples. Konsumen adalah umumnya warga Polman, namun ada juga pemesan yang berasal dari luar daerah seperti dari Mamuju, Majene, Pinrang, Makassar dan beberapa daerah lainnya.

Sementara pemilik usaha kue kering Fahmi Bakery, Raoda Rusman mengatakan menjelang lebaran omzet penjualan kue kering meningkat tajam hingga 300 persen dari hari biasanya.
“Jika hari biasanya kami hanya mampu memproduksi puluhan toples saja. Namun mendekati lebaran Idul Fitri produksinya meningkat hingga 100 toples setiap hari,”tutur Raoda.

Ia mengaku sistem penjualannya dipasarkan secara offline di galeri tokonya di jalan Andi Depu Pekkabata. Selain itu Ia juga memanfaatkan penjualan secara online melalui akun media sosial.

Salah satu konsumen kue kering, Tika mengatakan sengaja membeli kue kering untuk kebutuhan lebaran. Ia lebih memilih membeli kue lebaran daripada harus membuat sendiri dirumah karena sibuk bekerja dan tidak mau repot.

“Saya lebih memilih belanja kue lebih awal untuk kebutuhan di rumah. Karena takut kehabisan stok jika membelinya saat mendekati lebaran,” terang Tika. (mkb)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version