POLMAN, RADARSULBAR NEWS – Aksi demo Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Polewali Mandar (Polman) di jalan masuk Kantor Bupati Polman, Senin 3 Maret sempat terjadi kericuan.
Dalam aksi ini, mahasiswa HMI Polman menuntut Bupati mencopot Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Wai Tipalayo karena nilai tak becus memimpin perusahaan tersebut. Dua tahun Perumda Wai Tipalayo tak pernah menyetor deviden ke Pemkab Polman.
Dalam aksi ini sempat diwarnai kericuhan. Ketika mahasiswa hendak membakar ban bekas di jalan masuk kantor Bupati depan pos Satpol PP. Tetapi aksi tersebut dihalangi anggota Satpol PP. Aksi saling dorong dan rebutan ban bekas antara mahasiswa HMI dengan anggota Satpol PP tak terhindarkan.
Dalam aksi ini mahasiswa HMI mengaku anggotanya sempat dipukul oknum Satpol PP. Untungnya anggota Satpol PP lainnya melerai dan menenangkan temannya agar tidak emosi menghadapi para mahasiswa.
Penjabat (Pj) Sekda Polman Hamdani Hamdi yang menemui mahasiswa ditolak oleh mahasiswa HMI. Mahasiswa meminta agar yang menemui mereka adalah Bupati Polman.
Koordinator Lapangan aksi HMI Polman Samaruddin mengatakan, ada dua kali terjadi pemukulan yang dialami oleh rekannya saat melakukan aksi unjukrasa di depan gerbang kantor Bupati Polman.
“Pemukulan yang dialami anggota kami dua kali dipukul. Namun dari anggota Satpol tidak ada yang mengaku. Sehingga kedepan kami akan melakukan aksi jilid dua dengan membawa massa yang lebih banyak,” ujar Samaruddin.
Lanjutnya, HMI menuntut Direktur Perumda Wai Tipalayo dan bendahara Perumda dicopot. Kemudian copot Kadis P2KB3A Polman serta evaluasi dugaan penyalahgunaan wewenang di Bagian Umum yang diduga tidak sesuai ketentuan dalam mengambil kebijakan.
Ia mengaku aksi pemukulan yang dilakukan oleh Satpol PP tersebut merupakan tindakan propokatif dan upaya melakukan pembakaran ban. Menurutnya adalah bagian dari bentuk protes yang dicegah oleh Satpol PP yang memicu tindakan premanisme anggota Satpol PP.