RADARSULBARNEWS
KOLOM  

Tasawuf dalam Psikologi Pendidikan

TASAWUF adalah cabang ilmu Islam yang membahas lebih dalam tentang dimensi atau aspek spiritual keislaman. Tasawuf juga merupakan ilmu yang mulia dikarenakan berkaitan dengan ma’rifat kepada Allah ta’ala dan mahabbah kepada-Nya serta merupakan ilmu yang paling utama secara mutlak.

Oleh: Mil Ussabila
(Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-ibrohimy Bangkalan)
(Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah)

Tasawuf memiliki hubungan yang erat dengan psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan adalah disiplin yang mengkaji aspek kejiwaan dalam ranah pendidikan. Hubungan antar tasawuf dan psikologi bersifat mutually complementary, yang mana artinya tasawuf dan psikologi di sini saling melengkapi, terhadap pendidikan. Tasawuf memberikan ruh atau spirit agar pendidikan tidak hanya mencerdaskan secara kognitif saja, akan tetapi juga secara afektif membentuk karakter yang baik. Sementara psikologi pendidikan juga menawarkan perspektif dan teori tentang perkembangan, mental, dan karakter, serta interaksi siswa dan guru, untuk menyebutkan isu-isu yang akan dikaji di dalamnya, yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran.

Selama ini sebagian orang berfikir dan masih barasumsi bahwa tasawuf yang merupakan salah satu bidang ilmu penting di dalam ilmu-ilmu keislaman. Yang dipandang sebagai disiplin yang kurang relevan untuk dikaji secara mendalam. Anggapan semacam ini berangkat dari pandangan yang melihat bahwa sufi atau pelaku tasawuf yang cenderung berorientasi kepada kehidupan akhirat, bukan memiliki pandangan bahwa dunia dan akhirat secara seimbang

Tasawuf secara etimologis bersalah dari bahasa arab tashawwafa, yatashawwafu. Tasawuf juga berasal dari kata shaf yang mana dalam bahasa arab memiliki bulu domba. Maksudnya seorang penganut tasawuf menjalani kehidupannya dengan sederhana, berhati mulia, menjauhi pakaian sutra dan memakai kain dari bulu domba atau yang sering  disebut dengan kain wol. Secara terminologi tasawuf adalah membersihkan jiwa dari hal hal yang berkaitan dengan dunia, agar lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah SWT.[1] Sedangkan menurut Ulama memiliki beberapa pendapat yang berbeda-beda, salah satunya yaitu

Pertama Al-junaidi al-Baghdadi

Tasawuf adalah kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia, memadamkn kelemahan, menjauhi keinginan hawa nafsu, mendekati hal-hal yang di ridhoi Allah, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memberikan nasihat kepada semua orang, memegang dengan erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.[2]

Kedua Ibnu ‘Arabi

Tasawuf adalah menjauhkan pikiran dari pengaruh dunia dengan jalan mengantarkan manusia kepada kehampaan diri dan peniadaan diri di hadapan keagungan Allah, dan keterputusan diri dari seluruh dunia luar baik fisik maupun pikiran dengan hanya memikirkan Allah dengan dzikir dan merasakan kebersamaan denganNya.[3]

Ketiga Syaikh Ahmad Ibnu Ajibah al-Hasani

Tasawuf sebagai ilmu yang membawa seorang agar bisa dekat besama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian rohani dan mempermanisnya dengan amal-amal shaleh.

Sedangkan definisi psikologi pendidikan dapat ditinjau dari dua sudut, yakni secara etimologi dan terminologi. Secara etimologi psikologi pendidikan berasal dari dua kata yakni “pshyce” dan “logis” yang merupakan bahasa dari Yunani. Dimana “pshyce” yang berarti roh atau jiwa dan “logis” yang dapat berarti ilmu. Sedangkan secara terminologi psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang pernyataan-pernyataan, dapat disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubung antar manusia. Sedangkan pendidikan sendiri berasal dari bahasa Yunani juga yaitu “peadagogie” yang secara etimologi berarti bimbingan yang diberikan sedangkan secara terminologi memiliki arti sebuah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok (kumpulan orang) untuk mencapai tujuan hidup.[4]

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version