MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Dua calon bupati Mamuju berstatus petahana, Sutinah Suhardi dan Ado Mas’ud saling buka dapur di panggung debat pertama Pilkada Mamuju 2024, di Ballroom Grand Maleo Hotel and Convention Mamuju, Sabtu 2 November.
Ado memulai dengan menyebutkan jika program Kartu Mamuju Keren (KMK) besutan Sutinah adalah program gagal. Saking gagalnya, kata dia, program itu tidak lagi termuat dalam programnya bersama Yuki Permana.
“Kartu Mamuju Keren dirasakan tidak ada manfaat oleh masyarakat. Baik di sektor UMKM, pendidikan, kesehatan dan pertanian serta perkebunan. Saya sepakat tidak ada lagi Kartu Mamuju Keren, karena kartu ini tidak ada gunanya dan manfaatnya. Terbukti produk gagal,” kata Ado.
Sutinah mengklaim jika KMK tidak lagi dilanjutkan karena pasangannya bukan lagi Ado Mas’ud, melainkan Yuki Permana. KMK, kata dia, diciptakan bersama Ado Mas’ud saat maju bersamaan di Pilkada Mamuju 2020.
“Alhamdulillah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sekarang calon wakil saya sudah bukan Ado, sehingga kartu itu sudah kita tidak pakai lagi untuk periode kedua kami,” bebernya.
Di segmen berbeda, Sutinah juga menyebutkan jika Ado sebagai wakil bupati yang tidak pernah berkantor. Sehingga seluruh perkembangan birokrasi dan pemerintahan tidak diketahuinya. Sutinah menyampaikan hal itu dengan senyum sumringah.
Hal itu bermula ketika Ado menuding Sutinah tiba-tiba mengganti kepala sekolah melalui nota dinas, sementara mereka sudah mendapat SK. Sutinah pun mengklaim jika seluruh proses telah sesuai prosedur. “Karena pak wakil (Ado) jarang ada di kantor,” ungkapnya.
Ketua KPU Mamuju, Indo Upe menuturkan, debat publik memiliki peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat, terutama terkait visi misi dan program pasangan calon dalam membangun Mamuju lima tahun ke depan.
“Saya ingin mengingatkan kepada kita semua, baik pasangan calon dan para pendukung untuk tetap saling menjaga dan saling menghargai. Agar proses debat dapat berjalan dengan kondusif,” ungkapnya. (ajs)