RADARSULBARNEWS
KOLOM  

Identitas Budaya untuk Kesejahteraan Psikologis Orang Mandar, Refleksi Seminar Nasional di Celebes Heritage Festival 2023

Penelitian tersebut didukung dengan riset-riset sebelumnya, salah satu jurnal ilmiah yang sangat menarik bagi saya adalah yang ditulis oleh Usborne dan Sablonniere (2014) yang berjudul Understanding My Culture Means Understanding Myself: The Function of Cultural Identity Clarity for Personal Identity Clarity and Personal Psychological Well-Being. Dari jurnal tersebut disimpulkan bahwa memiliki pemahaman yang jelas dan percaya diri tentang identitas budaya seseorang penting untuk kesejahteraan psikologis, karena menjelaskan pemahaman seseorang tentang identitas pribadi. Identitas budaya yang jelas mengklarifikasi keberadaan seseorang, sehingga individu mengetahui dengan jelas pola atau norma yang berlaku, mengurangi ketidakpastian pribadi, memberi individu rasa kontinuitas, dan melindungi individu dari ketakutan akan kematian (Usborne dan Sablonniere, 2014).

  • Kebudayaan Melebihi Nilai Ekonomi

Dalam forum terdapat dialog yang menarik dan merupakan contoh penerapan pernyataan Usborne dan Salonniere. Berkaitan dengan tanggapan dari salah satu peserta forum mengenai bagaimana pemajuan dan pengembangan kebudayaan bermanfaat secara ekonomi kepada masyarakat melalui pariwisata. Dr. Daud (Dosen FIB UGM) menanggapi bahwa pemajuan dan pengembangan kebudayaan manfaatnya lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi. Manfaatnya bisa ditemukan pada pembentukan watak, karakter dan bagaimana generasi muda bersikap. Generasi muda yang mengenal baik identitas budayanya, akan mampu menghadapi tantangan global di masa mendatang. Selain itu generasi muda juga dapat mengetahui bagaimana kejayaan pendahulunya sehingga dapat menumbuhkan semangat yang serupa. Pemaparan dari Dr. Daud juga menjawab komentar sebelumnya dari peserta lain yang mengeluhkan generasi muda di Mandar tidak lagi berpetualang sehebat nenek moyang jaman dahulu.

Beberapa kali saya menerima undangan dari mahasiswa sebagai pembicara diskusi dan tema yang diajukan adalah tentang Mandar. Kadang ada yang spesifik tentang Mandar dalam topik tertentu, namun ada juga yang masih sangat umum dan luas. Jika pun ada yang spesifik, maka biasanya berkaitan dengan sejarah. Kita bisa melihat hal tersebut sebagai pertanda; mungkin menjelaskan bahwa generasi muda kita memiliki ketertarikan yang besar terhadap budaya? Atau pertanda bahwa generasi muda kita aksesnya terbatas dalam mempelajari budaya? Maka usulan dari Dr. Sri Musdikawati, salah satu peserta dalam forum, menurut saya perlu dipertimbangkan. Ibu Sri mengusulkan agar dibentuknya Fakultas Ilmu Budaya di universitas yang ada di Sulawesi Barat. Dengan tersedianya Fakultas Ilmu Budaya maka kebudayaan Mandar dapat dikaji dan dipelajari secara lebih sistematis dan terstruktur. Diharapkan juga situs-situs dan warisan peninggalan yang kita miliki dapat terjaga dan dikelola dengan baik, demi identitas bersama yang kebermanfaatannya juga berkaitan dengan kesejahteraan kita secara psikologis. (*)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version