MAJENE RADAR SULBAR – Sebanyak 30 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas II Majene mengikuti kegiatan konseling dan edukasi pencegahan kekambuhan narkoba yang digelar di aula utama Rutan, Senin 28 Juli.
Kegiatan ini menghadirkan Konselor Adiksi Nasional, Fredy Akbar K yang juga merupakan akademisi dan praktisi keperawatan jiwa. Kegiatan turut dihadiri dokter dan perawat Rutan Majene, dr Fajar dan Ahmad Gazali serta mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Marendeng Majene yang berperan sebagai pendamping peserta.
Perawat Rutan Majene Ahmad Gazali menyampaikan bahwa dari total 118 orang WBP yang berada di Rutan Kelas II Majene. Sebanyak 76 orang di antaranya merupakan kasus narkoba.
“Ini menunjukkan bahwa upaya pembinaan dan pencegahan kekambuhan menjadi sangat penting untuk diprioritaskan,” ujar Ahmad Gazali.
Konselor Adiksi Nasional Fredy Akbar K memberikan materi berfokus pada konsep dasar kekambuhan, faktor pemicu internal dan eksternal, pengenalan craving. Selain itu strategi mengatasi keinginan menggunakan kembali narkoba. Modul yang digunakan merupakan adaptasi dari modul intervensi berbasis masyarakat Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI).
Dalam sesi pelatihan, peserta diajak untuk mengidentifikasi pemicu pribadi, menyusun rencana pencegahan, dan bermain peran menolak ajakan penggunaan zat. Strategi ini bertujuan meningkatkan kesadaran diri WBP dan memperkuat kesiapan mereka dalam menghadapi risiko kekambuhan pasca-pembebasan.
“Kita ingin mereka tidak hanya berhenti memakai, tetapi mampu bertahan dan hidup produktif ketika kembali ke masyarakat,” tutur Fredy.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Rutan Majene. Diharapkan menjadi bagian dari program pembinaan rutin, khususnya bagi WBP kasus narkotika. Rencananya, kegiatan serupa akan dikembangkan dalam bentuk pelatihan lanjutan dengan melibatkan komunitas pendukung rehabilitasi. (rls/mkb)