MAMUJU, RADARSULBAR NEWS– Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini berjualan di sepanjang Jalan Yos Sudarso, Mamuju, melakukan pencabutan nomor lapak untuk penentuan tempat di pelataran Anjungan Pantai Manakarra Rabu, 4 Juni.
“Proses pencabutan nomor lapak ini dibagi menjadi empat blok, mulai dari blok A hingga D, guna memastikan tidak ada diskriminasi dalam penempatan pedagang,” kata Lurah Binanga, Selvi Febriana usai pencabutan nomor lapak di Aula Kantor Bupati Mamuju.
Selvi menyebutkan bahwa PKL sudah dapat mulai pindah ke lokasi baru pada tanggal 6 Juni, atau setelah Idul Adha. Menanggapi kekhawatiran pedagang mengenai potensi sepinya pembeli setelah pindah, Selvi menenangkan agar para PKL tak patah semangat. “Rezeki itu sudah ada yang atur, yang penting kita terus berusaha,” ujarnya.
Dari total 100 PKL yang terdata, 17 di antaranya ditunda relokasinya karena berbagai alasan, seperti kondisi gerobak atau tidak berjualan selama tiga bulan terakhir. 17 PKL tersebut nantinya akan mengisi ruang pelataran dikemudian hari bila masih luang.
Terkait fasilitas, Selvi menambahkan bahwa lokasi pembuangan sampah akan disediakan dekat tangga jalan, dan area parkir akan disesuaikan mengingat adanya perbaikan jalan saat ini. “Untuk kebutuhan air, solusinya akan diarahkan ke Masjid di dekat pelataran Manakarra,” pungkasnya.
Sementara itu, dari sisi penyediaan listrik, Tim Leader Teknik PLN ULP Manakarra, Rosad Abdul Hapid, menyatakan kesiapan PLN untuk menyuplai daya. “Kami siapkan 4 KWH di kanan kirinya, dengan daya 7.700. Kami pasang di tiang lampu jalan,” jelas Rosad.
Ia juga menekankan pentingnya penggunaan kabel standar oleh para PKL untuk menghindari kecelakaan. PLN akan menggunakan tarif yang disesuaikan dengan pemakaian masing-masing PKL. “Jika daya yang disediakan dirasa masih kurang, penambahan KWH bisa dilakukan,” pungkasnya.(*)