RADARSULBARNEWS

Inflasi Sulbar Tertinggi Keempat Nasional, Harga Ikan Jadi Pemicu Utama

Ilustrasi Inflasi Sulbar.

Kenaikan harga ikan memperkuat fakta bahwa tekanan harga utama berasal dari sektor perikanan.

“Harga ikan terus naik di pasar, dan inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap inflasi bulan ini,” kata La’bi.

Selain ikan, komoditas lain yang mendorong inflasi antara lain kopi bubuk, tomat, rokok kretek mesin, minyak kelapa, cabai rawit, dan bawang merah. Lonjakan harga hampir merata di berbagai bahan pangan, memperberat beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dapur harian.

Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, telah menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga stabilitas harga. Ia bersyukur karena Sulbar tetap menjadi provinsi dengan harga Minyakita terendah di Indonesia, yakni Rp15.500 per liter.

Menurut Suhardi, harga Minyakita yang rendah ini disebabkan oleh status Sulbar sebagai salah satu daerah produsen. Selain itu, kepatuhan pedagang terhadap aturan perdagangan dinilai semakin baik.

“Pedagang sudah paham bahwa Minyakita adalah produk subsidi dengan Harga Pokok Penjualan (HPP). Jika dijual melebihi HPP, ada konsekuensi hukum,” tegasnya.

Sosialisasi yang intens oleh pemerintah daerah dinilai berhasil meningkatkan kesadaran pedagang dan masyarakat mengenai pentingnya menjaga harga sesuai regulasi. (ajs/*)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version