RADARSULBARNEWS

IDAI Sulbar Resmi Dilantik, Penurunan Stunting Jadi Komitmen

PELANTIKAN. Pengurus pusat IDAI Dr. dr Bernie E. Medise melantik pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sulawesi Barat untuk masa bakti 2024-2027, di Grand Maleo Hotel & Convention Mamuju, Sabtu, 28 Desember 2024.

MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sulawesi Barat untuk masa bakti 2024-2027 resmi dilantik. Adalah dr. Asrul Salam yang menjadi ketuanya.

Pelantikan kepengurusan IDAI Sulbar ini, menjadi langkah awal terbentuknya organisasi dokter spesialis anak di Sulbar, setelah sebelumnya, masih bergabung dengan IDAI Cabang Sulawesi Selatan.

Bertempat di Grand Maleo Hotel & Convention Mamuju, dr. Asrul Salam menyampaikan, program prioritas IDAI Sulbar kedepannya ialah, menurunkan angka stunting serta menurunkan angka kematian bayi, dan balita. Mengingat, persoalan stunting serta kematian bayi dan balita (AKBa) masih terbilang tinggi di Sulbar.

“Program kita kedepan untuk menurunkan angka kematian bayi, balita dan menurunkan angka stunting,” kata dr. Asrul ditemui usai dilantik, Sabtu malam, 28 Desember.

Dalam merealisasikan program prioritas tersebut, dr. Asrul menyatakan, pihaknya bakal melakukan penanganan dengan berkolaborasi bersama pemerintah serta menggandeng seluruh instansi terkait untuk saling bersinergi. Dia memberikan contoh konkrit terkait pelaksanaan program penurunan stunting yang bakal dilakukan.

“Kita akan mengadakan rapat dengan kepala puskesmas, petugas gizi, kepala Desa, BPJS dan Baznas serta pihak pemerintah, kemudian mengambil lokus desa-desa yang tinggi angka stuntingnya. Jadi, pasien-pasien yang sudah terdiagnosis stunting akan ditangani oleh petugas gizi dan dokter Puskesmas,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dr. Asrul menjelaskan, balita yang ditangani akan dikontrol setiap sebulan sekali. Bila terdapat perbaikan bakal tetap dikontrol di Puskesmas. Namun bila belum terdapat perbaikan akan dirujuk ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Di RS kita berikan terapi, terapi yang paling penting adalah pemberian susu formula yang berkalori tinggi,” tuturnya

Menyiasati harga susu formula yang cukup mahal yang tidak ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dr. Asrul mengungkapkan pihaknya, bakal berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Desa maupun pihak Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

“Kita akan melibatkan pihak desa atau melibatkan Baznas untuk menggunakan dananya, untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kita bakal mulai ini di Polewali, bila berhasil insya allah muda-mudahan bisa dilakukan untuk seluruh kabupaten di Sulbar,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pengurus IDAI Sulbar berjumlah 14 dokter spesialis anak, yang tersebar di masing-masing kabupaten di Sulbar. Yaitu satu dokter di Mamuju Utara, satu dokter di Mamuju Tengah, lima dokter di Mamuju, tiga dokter di Majene, 4 dokter di Polewali. Adapun untuk Mamasa belum terdapat dokter spesialis anak. (Irf/*)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version