MAMUJU, RADAR SULBAR – Sejumlah persoalan mewarnai pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Mamuju, Sulawesi Barat.
Di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 27 Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, sebanyak 137 pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tidak menggunakan hak pilihnya.
Dari 137 pemilih tersebut, sebanyak 127 orang di antaranya tidak menerima Formulir C6 atau surat pemberitahuan memilih.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 27 Simboro, Kasmariah menyatakan, formulir C6 mereka tidak sampai lantaran mereka kesulitan menemukan alamat rumah pemilih.
“Laki-laki ada 61 orang dan perempuan 66 orang. Kami kesulitan menemukan alamat pemilih, KPU tidak memberikan alamat secara spesifik. Saat dikonfirmasi ke kelurahan, mereka juga tidak tahu, sementara waktu untuk menyampaikan C6 hanya lima hari sebelum pemilihan,” kata Kasmariah, dikonfirmasi usai penghitungan suara, Rabu 27 November.
Dia mengaku petuga KPPS sudah dua sampai tiga kali mencari alamat pemilih tersebut, namun tetap tidak ditemukan.
Kasmariah juga mengatakan beberapa pemilih berdomisili jauh dari TPS. “Data pemilih masih agak rumit karena beberapa pemilih di TPS ini ada yang dari Korongana, Karema, artinya jarak domisili pemilih ke TPS cukup jauh,” tambah Kasmaran.
Kasmariah berharap pelaksanaan Pilkada ke depannya bia lebih baik lagi. Dia menyarankan agar KPU mendata pemilih dan menempatkan pada TPS sesuai domisili masing-masing.
“Harapa pihak penyelenggara ke depan mendata lebih awal pemilih, agar proses pemilihan lebih lancar, dan KPPS tidak kesulitan mencari alamat,” pungkasnya.
Insiden lainnya terjadi di TPS 24, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, di sana diwarnai aksi adu jotos antar dua warga. Salah satunya terlihat membawa senjata tajam. Akibat kejadian itu, proses pemilihan di TPS 24 sempat tidak kondusif.
Atas insiden tersebut Polresta Mamuju mengerahkan puluhan personal ke lokasi kejadian.
Kapolresta Mamuju, Kombespol Iskandar mengatakan, perkelahian tersebut disinyalir dipicu adanya miskomunikasi antar warga.
“Pihak pengamanan di TPS melakukan langkah pengamanan dan saat pasukan pengamanan lainnya tiba di lokasi, warga yang miskomunikasi tersebut sudah tidak berada di lokasi kejadian,” ebut Kombespol Iskandar, Rabu 27 November.
Guna mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, Polresta Mamuju melakukan penanganan lebih lanjut dan mengidentifikasi pemicu dari keributan.
“Belum ada yang diamankan dalam peristiwa tersebut, kami perlu tahu ada apa sebenarnya, supaya situasi terang. Permasalahan ini tidak berkembang,” pukasnya (irf/jsm)