Pusat Studi Asia Tenggara Unsulbar Diresmikan, Kemenlu Komitmen Majukan Pendidikan dan Riset Unsulbar - RADARSULBAR NEWS
RADARSULBARNEWS

Pusat Studi Asia Tenggara Unsulbar Diresmikan, Kemenlu Komitmen Majukan Pendidikan dan Riset Unsulbar

KULIAH UMUM. Diplomat senior Kemenlu RI memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Unsulbar di aula Theater, kampus Padha-Padhang Majene, Selasa 1 Oktober 2024.
pasang

MAJENE RADARSULBAR NEWS – Sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu-RI) hadir di kampus Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Majene, Selasa 1 Oktober.

Selain kegiatan penandatangan kerjasama, Kemenlu RI di Unsulbar juga memberikan kuliah umum serta menghadiri berdirinya Pusat Studi Asia Tenggara Unsulbar.

Dalam kuliah umum, para diplomat berkisah pengalaman, salah satunya dilempar bom saat bertugas di negara yang sedang konflik. Rombongan Kemenlu yang hadir di Unsulbar, kampus Padha-Padhang, Kelurahan Tande Timur, Majene diantaranya Kepala Pusat Studi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Vahd Nabyl Achmad Mulachela, Direktur Asia Tenggara, Lauti Nia Astri, Baskara Pradipta dari Studi Asia Pasifik Afrika.

Ketiganya merupakan diplomat senior di Kemenlu RI. Selain ketiga orang tersebut, ikut hadir di Unsulbar, sejumlah diplomat muda serta staf Kemenlu.

“Tentu suatu kehormatan bagi kami ( Unsulbar), Kementerian Luar Negeri yang merupakan institusi yang sangat strategis berkenan hadir langsung di Unsulbar. Tidak seperti kampus lainnya dekat dengan bandara, ke sini (Unsulbar) butuh perjuangan tersendiri,” kata Rektor Unsulbar, Prof Muhammad Abdy dalam sambutannya pada acara penandangatan naskah kerjasama serta kuliah umum Kemenlu RI di aula Theater, kampus Padha-Padhang, Tande Timur.

Menurut Pelaksana Harian (Plh) ketua Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Hukum (FISIP Hukum ) Unsulbar, Danar hafidz, kehadiran para pejabat Kemenlu RI di Unsulbar kali ini diisi dengan sejumlah kegiatan. Diantaranya peresmian berdirinya Pusat Studi Asia Tenggara Unsulbar, Penandatangan Naskah Kerjasama serta kuliah umum.

” Ini juga merupakan tindak lanjut dari kegiatan benchmarking di Jakarta bulan lalu. Kami tentu bersyukur karena Kemenlu RI telah hadir langsung di Unsulbar. Ini tentu bentuk atensi, perhatian dari pusat yang sangat berharga,” kata Danar yang merupakan alumni dari President University.

Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, (BSKLN), Yayan Ganda Hayat Mulyana mengapresiasi kerjasama yang telah terjalin antara Kemenlu dengan Unsulbar.
Kepada para pejabat Unsulbar, dosen dan mahasiswa, Yayan Ganda menyampaikan komitmen bahwa pasca penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) akan dilakukan sejumlah langkah kongrit sebagai tindak lanjut tertandanganinya naskah kerjasama.

Langkah kongkrit itu, lanjut Yayan, akan mencakup sejumlah kegiatan strategis yang tidak hanya bermanfaat bagi Kemenlu dan Unsulbar, juga akan bermafaat bagi kebijakan luar negeri.

Ia menjelaskan, pihaknya akan mengadakan riset bersama dengan Unsulbar dengan topik menarik dan strategis, misalnya antisipasi dan kesiapan Sulawesi Barat dalam menghadapi potensi kejahatan lintas negeri pasca kepindahan ibukota ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, (BSKLN) Kemenlu RI juga menyampaikan rencana untuk menggelar Training Of Trainers (ToT) bagi dosen Unsulbar dalam bidang analisis luar negeri.

“Penandatangan MoU ini juga menandai komitmen kita bersama untuk memberikan konstribusi sebesar- besarnya sebagai bentuk pengabdian bangsa dan negara,” kata Yayan yang hadir melalui jaringan zoom.

Kisah Diplomat Dilempar Bom

Salah satu sesi yang paling menarik ratusan mahasiwa yang hadir memunuhi aula Theater, Kampus Padha-Padhang, Tande Timur, adalah kuliah umum yang diisi dengan pengalaman menerik para diplomat bertugas di sejumlah negara di berbagai belahan dunia.

Vahd misalnya, yang punya jam terbang tinggi sebagai diplomat punya kisah menarik, bertemu, berdialog dengan perdana Menteri Inggris periode (1997-2007) Tony Blair yang merupakan objek penelitian skripsi dari Vahd.

“Kalau saya saat tugas di Mesir, mobil yang kami tumpangi, dilempar bom molotov, saat itu sedang ada konflik, unjuk rasa, beruntung kami semua selamat,” kata Lauti Nia Astri.

Cerita pengalaman bertugas di medan konflik, bertemu pejabat penting dunia merupakan bagian dari berbagai kisah yang dibagikan para diplomat yang disambut antusias mahasiswa Unsulbar. (mkb)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version