RADARSULBARNEWS

Berangkat Sendiri ke Kejurnas Balap Sepeda, Muhammad Yahya Persembahkan Dua Emas untuk Sulbar

MEDALI EMAS. Muhammad Yahya Usman (18), atlet ISSI Sulawesi Barat sukses meraih medali emas nomor Individual Road Race (IRR) kategori Men Junior Kejurnas Balap Sepeda Nasional 2025 di Banyuwangi Jatim, Minggu 29 Juni 2025. (Foto IST)

POLMAN RADAR SULBAR — Atlet balap sepeda asal Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Yahya Usman (18) menorehkan prestasi di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Balap Sepeda 2025 di Banyuwangi Jawa Timur.

Muhammad Yahya Usman berhasil mempersembahkan dua medali emas untuk Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dalam ajang ini. Walaupun dengan dukungan yang minim, Muhammad Yahya Usman yang mewakili ISSI Sulbar mampu membuktikan diri meraih prestasi membanggakan. Muhammad Yahya Usman merupakan atlet satu satunya yang mewakili Sulbar dalam kejuaraan nasional balap sepeda ini.

Emas pertama diraih Muhammad Yahya Usman saat turun di kelas Individual Time Trial (ITT) Men Junior, Sabtu 28 Juni. Ia tampil dengan catatan waktu tercepat yakni 00.27.13.80 mengalahkan dua pesaingnya dari Jambi Alfian Juliansyah dengan catatan waktu 00.27.40.59 dan posisi ketiga Sigit Rahmatdani dari Kalimantan Tengah dengan catatan 00.29.57.68.

Emas kedua diraih Muhammad Yahya Usman pada nomor Individual Road Race (IRR) kategori Men Junior, Minggu 29 Juni. Race ini menempuh jarak 50 Kilometer, Muhammad Yahya kembali mencatatkan dirinya terecepat dalam lomba ini dengan catatan waktu 01.07.55. Ia mengalahkan atlet dari Riau Imam Awan Riskanda dengan catatan waktu 01.09.26 dan posisi ketiga diraih atlet Jambi, Alfian Juliansyah dengan waktu tempuh 01.11.56.

Torehan prestasi anak bungsu dari pasangan Usman dan Rahmawati ini patut diacungi jempol. Walaupun tak didampingi pelatih dan offecial tetapi mampu membuktikan diri meraih yang terbaik.

Muhammad Yahya yang dihubungi via telepon, Minggu 29 Juni mengaku bersyukur atas perolehan dua medali emas dalam Kejurnas ini. Karena tahun lalu di Kejurnas yang sama diadakan di Batam Kepri hanya meraih medali perak dan perunggu.

“Alhamdulillah saya bisa membawa pulang dua medali emas dalam ajang Kejurnas Balap Sepeda. Target kedepan bisa terus berprestasi diajang balap sepeda dan menembus kelas senior untuk bisa tampil di PON,” beber pria kelahiran Polewali, 10 April 2007 ini.

Ia mengaku prestasi yang diraihnya ini tak lepas dari dukungan pelatih dan pengurus ISSI Polman serta ISSI Sulbar. Yahya saat bertanding dalam Kejurnas ini hanya dipantau dari jarak jauh oleh pelatihnya karena tak bisa berangkat ke Banyuwangi.

“Saya berterima kasih kepada pelatih, ketua dan jajaran pengurus ISSI Sulbar dan ISSI Polman atas dukungan dan doannya sehingga saya mampu meraih dua medali emas. Juga kepada Kadispora Sulbar yang memfasilitasi keberangkatan saya ke Kejurnas ini. Termasuk dukungan beberapa tahun terakhir ini bisa melakukan latihan dan fasilitas yang diberikan,” tambah alumni SMAN 1 Polewali tahun 2025 ini.

Ia mengaku selama dua hari berlomba dalam di Banyuwangi merupakan momen bersejarah bagi dirinya karena mampu meraih prestasi walaupun berangkat bertanding penuh keterbatasan.

Keberhasilan Muhammad Yahya mengawinkan dua medali emas sekaligus pada nomor Individual Time Trial (ITT) dan Individual Road Race (IRR) kategori Men Junior bukan diraih dengan instan.

Tiga tahun lalu, masih di lintasan yang sama, Yahya merintis langkahnya dengan sebutir medali perunggu. Tahun 2023 di Lubuklinggau, Ia membawa pulang dua perak dan satu perunggu. Di Batam pada 2024, prestasinya meningkat dengan satu perak dan dua perunggu. Tahun ini, semua perjuangan itu akhirnya mencapai puncak.

“Setiap medali punya ceritanya sendiri. Tapi dua emas ini, rasanya berbeda. Ini hasil dari kerja keras, doa, dan dukungan banyak pihak,” kata Yahya, mengenang proses panjang yang telah ia lewati.

Ia juga menyoroti peran penting ISSI Polman yang telah membina dan mempercayainya sejak awal.

“Tanpa kepercayaan mereka, saya mungkin tak bisa sejauh ini,” tambahnya.

Tak hanya institusi, Muhammad Yahya juga menyebut komunitas kecil yang selama ini menjadi tempatnya bertumbuh yakni Plonthos Team.

“Itulah rumah kedua saya. Tempat saya ditempa, dibentuk, dimotivasi. Mereka bukan sekadar rekan latihan, tapi keluarga dalam perjuangan,” tuturnya.

Dan ada satu nama yang tak kalah penting yakni Agus Budiyono, pemilik Homestay Flamboyan Inn 2 di Banyuwangi.

“Pak Agus jadi official dadakan saya selama Kejurnas. Beliau bukan hanya menyediakan tempat tinggal, tapi juga tenaga, waktu, dan dukungan. Terima kasih yang tak terhingga, Pak,” ungkapnya.

Yahya berharap, keberhasilannya ini bisa menjadi inspirasi bagi atlet-atlet muda di Sulawesi Barat. Ia percaya, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi.

“Semoga ini jadi pelecut semangat buat teman-teman semua. Tetaplah berlatih, teruslah bermimpi, dan jangan pernah menyerah. Karena hasil tak akan mengkhianati proses,” tutupnya dengan penuh harap.

Prestasi ini menjadi bukti bahwa meski dengan keterbatasan fasilitas dan dukungan, atlet Sulbar ini tetap mampu bersaing dan berjaya di level nasional. Cerita perjuangan Muhammad Yahya Usman adalah potret nyata semangat atlet daerah yang terus menyala meski dengan segala keterbatasan. Keberhasilannya meraih medali emas tanpa dukungan tim lengkap menjadi inspirasi bahwa dedikasi dan tekad kuat mampu membawa daerah bersuara di level nasional. (mkb)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version