RADARSULBARNEWS

BI Siapkan Uang Tunai Rp 180,9 Triliun, Waspada Kejahatan Keuangan Selama Ramadan dan Jelang Idul Fitri

Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Maruli Simanjuntak saat kunjungan di Kabupaten Mojokerto beberapa waktu lalu. (dok jawapos.com)

Hera mengimbau nasabah untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah. Jangan pernah membagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia. Seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapapun.

”Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala,” ucap Hera F. Haryn.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan sejumlah kejahatan keuangan yang perlu diperhatikan. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi meminta masyarakat untuk waspada dengan modus penawaran arisan untuk persiapan menyambut Idul Fitri, investasi bodong dengan iming-iming imbal balik yang tinggi, dan modus social engineering. Yakni tindakan memanipulasi psikologis korban untuk mendapatkan data dan informasi pribadi dengan tujuan membobol akun keuangan korban.

Ada pula modus skimming dan phising melalui pencurian data kartu ATM atau kartu kredit dengan alat atau tautan palsu yang menyerupai situs resmi bank. Modus card tapping juga perlu diwaspadai. Yaitu dengan memasang alat di lubang kartu ATM untuk menjebak kartu nasabah. Sehingga dapat diambil alih pelaku. Modus sniffing atau tindakan penyadapan oleh hacker menggunakan jaringan internet.

”Modusnya, pelaku mengirimkan aplikasi via whatsapp atau email dengan tujuan utama untuk mencuri data dan informasi penting korban seperti username, password m-banking, informasi kartu kredit, password email,” jelas Friderica Widyasari Dewi, yang akrab disapa Kiki itu.

Masyarakat juga harus skeptis dengan modus penawaran THR maupun hadian uang tunai melalui pesan palsu yang mengatasnamakan perusahaan atau instansi. Juga berupa transfer dana dari pinjaman online (pinjol) ilegal kepada orang yang tidak pernah mengajukan pinjaman. Selaij itu juga, penawaran paket perjalanan wisata atau umrah dengan diskon yang tidak wajar.

Momen Ramadhan dan Idul Fitri kerap dirayakan umat muslim dengan berbagi parsel kepada kerabat. Momentum ini kerap dimanfaatkan penjahat dengan mengirim informasi atau pemberitahuan pengiriman parcel Lebaran. Kemudian meminta masyarakat membuka atau mengunduh suatu dokumen atau aplikasi menyampaikan informasi pengiriman parcel.

Menurut Kiki, jelang Ramadhan kemungkinan laporan konsumen dan masyarakat masih terkait fraud eksternal. Karena faktor tingginya penggunaan teknologi dan masih rendahnya pengetahuan mengenai pentingnya kerahasiaan dan keamanan data. Sedangkan terkait kegiatan aktivitas keuangan ilegal, menjelang Ramadhan dan Lebaran, penawaran pinjaman online ilegal biasanya semakin marak.

”Tawaran investasi ilegal dengan modus seperti penipuan penawaran pekerjaan, impersonation, serta social engineering melalui sarana digital, juga semakin marak menjelang lebaran. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan memastikan aspek 2 L (legal dan logis) dari setiap penawaran yang diterimanya,” tandas Friderica Widyasari Dewi. (jpg)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version