Skema Kredit Pembiayaan Tekan Inflasi - RADARSULBAR NEWS
RADARSULBARNEWS

Skema Kredit Pembiayaan Tekan Inflasi

Ilustrasi penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk produktivitas pertanian di Sulbar.
pasang

MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulbar, mendorong penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk produktivitas pertanian di Sulbar. Serta kredit usaha alsintan untuk penyediaan alat dan mesin pertanian.

Kebijakan kredit alsintan termuat dalam Permenko Nomor 3 Tahun 2023. Plafon kredit usaha alsintan di atas Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar.

Nilai itu sudah dianggap memadai dalam penyediaan alsintan dan kebutuhan modernisasi alsintan untuk mengurangi loss hasil produksi.

“KUR khusus diberikan kepada kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan mitra usaha untuk komoditas perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan rakyat, industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, atau komoditas sektor produktif lain yang bisa dikembangkan menjadi KUR khusus,” kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulbar, kemarin.

Selain kredit pembiayaan tersebut, TPID Sulbar juga mendorong penggunaan Dana Desa (DD) untuk ketahanan pangan. DD bisa diperuntukkan bagi program pemulihan ekonomi, pengentasan kemiskinan ekstrem hingga pencegahan stunting.

Menurutnya, program ketahanan pangan melalui DD dapat memastikan peningkatan hasil produksi pangan dan variasi ketersediaan pangan.

Peningkatan kelancaran distribusi dan pemasaran pangan desa serta pangan bagi kelompok masyarakat tertentu.

Serta pengembangan olahan pangan dan advokasi mengenai konsumsi pangan yang aman dan bermutu.

“Contoh program ketahanan pangan dana desa seperti pengembangan usaha pertanian, perkebunan,perhutanan, peternakan dan perikanan. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan desa. Pengolahan paska panen berupa pengadaan alat teknologi tepat guna pengolahan paska panen serta pengembangan usaha unit desa badan usaha milik desa/bersama yang bergerak di bidang pangan,” ujarnya.

Kepala Biro Ekbang, Hamdani menuturkan, TPID Sulbar terus memperkuat koordinasi menjaga stabilitas harga komoditas pangan.

Terbukti sejumlah harga komoditas pangan turun di pekan kedua Oktober ini.

Di Mamuju, komoditas yang mengalami penurunan adalah cabai merah keriting, cabai rawit merah, cabai merah, ikan layang dan ikan kembung.

Sedangkan di Majene komoditas yang turun adalah beras medium/premium, minyak goreng kemasan, daging sapi, daging ayam ras, cabai merah keriting, cabai merah besar, ikan layang dan ikan bandeng.

Sementara komoditas yang naik di Majene dan Mamuju adalah minyak goreng curah, telur ayam ras, bawang merah, tomat, cabai rawit merah dan ikan kembung.

Berbagai inovasi pun dilakukan TPID Sulbar untuk menjaga trend inflasi sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.

“Seperti pemantauan harga harian di pasar tradisional di enam kabupaten, pemantauan harga jelang HKBN, bantuan mesin ketinting, bantuan pupuk, bibit dan peningkatan SDM petani. Serta Kegiatan GPM (Gerakan Pangan Murah) secara rutin serta intervensi harga ikan di pasaran,” pungkasnya. (ajs)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version