RADARSULBAR NEWS – Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1445 H/2024 M jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024. Penetapan ini didasarkan pada keputusan sidang isbat (penetapan) 1 Ramadhan 1445 H yang dipimpin Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin Nomor 6, Jakarta, Ahad malam, 10 Maret 2024.
Diketahui, tradisi puasa dalam sejarah Islam telah berkembang dan mencakup berbagai praktik serta nilai-nilai. Puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga melibatkan dimensi spiritual, moral, dan sosial.
Berikut adalah beberapa tradisi puasa selama sejarah Islam:
Pengendalian Diri dan Ketaqwaan:
Puasa di Islam bukan hanya tindakan menahan diri dari kebutuhan fisik, tetapi juga melibatkan pengendalian diri dari perilaku buruk dan meningkatkan ketaqwaan. Umat Muslim dimotivasi untuk meningkatkan kesalehan dan kebaikan moral selama bulan Ramadan.
Sahur dan Iftar:
Tradisi sahur, yaitu makan sahur sebelum fajar, menjadi bagian penting dari puasa. Iftar, atau berbuka puasa setelah matahari terbenam, juga merupakan momen penting yang sering dimulai dengan memakan kurma dan meminum air, mengikuti tradisi Nabi Muhammad SAW.
Lailatul Qadr:
Umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan berdoa lebih banyak selama 10 hari terakhir bulan Ramadan, khususnya pada malam Lailatul Qadr. Malam ini dianggap sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan dan dipercayai sebagai waktu di mana Al-Qur’an pertama kali diturunkan.
Zakat dan Kebaikan Sosial:
Tradisi puasa melibatkan praktik zakat, yaitu memberikan sumbangan kepada mereka yang membutuhkan. Selama bulan Ramadan, umat Islam didorong untuk berbagi dengan orang-orang yang kurang beruntung, memperkuat rasa solidaritas dan kepedulian sosial.
Pendidikan dan Refleksi:
Bulan Ramadan dianggap sebagai waktu yang baik untuk memperdalam pemahaman akan ajaran Islam. Umat Islam dianjurkan untuk membaca dan merenungkan Al-Qur’an lebih banyak selama bulan ini serta meningkatkan pengetahuan agama.
Berdamai dan Memaafkan:
Puasa juga mencakup aspek kebersihan spiritual dan emosional. Umat Islam diajak untuk berdamai dengan orang-orang di sekitarnya, memaafkan kesalahan, dan membina hubungan yang baik.
Makanan Khas Ramadan:
Di berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia, terdapat tradisi khusus dalam menyajikan makanan khas Ramadan.
Makanan ini sering kali menjadi bagian penting dari kebersamaan keluarga dan komunitas selama bulan puasa.
Tradisi-tradisi ini membentuk keseluruhan pengalaman puasa dalam Islam. Mereka tidak hanya mencakup aspek ritual ibadah, tetapi juga melibatkan nilai-nilai moral, sosial, dan spiritual yang memperkaya kehidupan umat Muslim selama bulan Ramadan. (ps/*)