RADARSULBAR NEWS – Bayi susah BAB perlu diwaspadai, sebab kondisi ini bisa saja menandakan adanya gangguan kesehatan yang serius. Dengan mengetahui tanda-tanda dan penyebab bayi susah BAB, Anda bisa menentukan apa yang perlu dilakukan ketika Si Kecil mengalaminya.
Setiap bayi memiliki pola BAB yang berbeda-beda. Ada yang lancar dan sering, tapi ada juga yang lebih jarang dan butuh waktu lebih lama untuk BAB. Pola BAB bayi bisa dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya makanan dan minuman yang ia konsumsi, aktivitas, dan seberapa cepat kemampuan tubuhnya mencerna makanan.
Seperti dilansir dari Alodokter, berikut tanda-tanda bayi susah BAB
Anda perlu mengenali pola BAB Si Kecil, karena perubahan pada pola BAB bayi bisa juga menandakan bahwa ia mengalami masalah kesehatan tertentu. Berikut adalah beberapa tanda bayi susah BAB atau sembelit (konstipasi) yang perlu Anda waspadai:
- Bayi buang air besar kurang dari 2 kali dalam seminggu. Namun, pada bayi usia 0–5 bulan dan mengonsumsi ASI, buang air besar seminggu sekali masih dianggap normal.
- Bentuk kotoran lebih keras dari biasa, walaupun frekuensinya tidak berubah.
- Bayi terlihat kesakitan saat buang air besar.
- Terdapat darah pada kotoran bayi.
Selain tanda-tanda di atas, bayi susah BAB juga biasanya lebih rewel dan menangis sambil mengangkat kakinya. Pada kasus yang lebih parah, munculnya bercak darah pada popok bayi bisa saja menandakan perdarahan saluran cerna, misalnya karena robeknya dinding rektum bayi akibat tinja yang keras.
Anda juga perlu waspada dan membawa Si Kecil ke dokter, jika ia mengalami sembelit lebih dari 2 minggu atau disertai gejala lain, seperti:
- Muntah
- Demam
- Berat badan turun
- Benjolan di anus
- Terdapat luka di anusnya (fisura ani)
Penyebab Bayi Susah BAB
Sangat penting untuk mengetahui penyebab bayi susah BAB agar bisa segera diatasi atau dicegah. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bayi susah BAB:
Konsumsi susu formula
Bayi yang diberi susu formula umumnya lebih rentan untuk mengalami sembelit dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini karena kandungan kandungan protein yang terdapat pada susu formula.