JAKARTA, RADARSULBAR NEWS – Tesla akan meluncurkan kendaraan listrik yang lebih terjangkau pada paruh pertama 2025 sembari membuat langkah besar pada teknologi self-driving-nya.
Bahkan, untuk pertama kalinya Tesla mengurangi biaya pembuatan rata-rata kendaraannya hingga di bawah USD 35.000 (Rp 570 jutaan).
Meski begitu, rincian pasti tentang model-model ini belum dikonfirmasi, meskipun Tesla telah membicarakannya selama beberapa waktu.
Seperti dilansir dari Carscoops, Jumat (31/1), spekulasi telah tersebar luas selama setahun terakhir bahwa model-model ini dapat menjadi versi yang lebih sederhana dari Model 3 dan Model Y, tetapi tampaknya itu tidak akan terjadi.
Tesla sempat mengatakan bahwa kendaraan ini akan menggunakan aspek-aspek dari platform generasi berikutnya serta aspek-aspek dari platform yang ada saat ini.
Model ini akan diproduksi pada jalur produksi yang sama dengan jajaran kendaraan Tesla saat ini.
Hal ini membuka kemungkinan model dasar ini akan berbentuk seperti Model Q yang baru-baru ini dirumorkan, tetapi harganya diperkirakan akan mulai sekitar USD 30.000 (Rp 488 jutaan), sehingga lebih terjangkau daripada Model 3 dan Model Y.
Menariknya, pendekatan penggunaan komponen platform generasi berikutnya dan platform saat ini akan menghasilkan pengurangan biaya yang lebih sedikit dari yang diharapkan sebelumnya, tetapi akan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan volume kendaraan dengan cara belanja modal yang lebih efisien selama masa yang tidak pasti.
Tak hanya itu, terdapat hal menarik lainnya yang terungkap, seperti Tesla yang akan mulai mengoperasikan layanan Full-Self Driving berbayar tanpa pengawasan di Austin, Texas mulai Juni. Namun, CEO Tesla, Elon Musk, tak mengungkap apakah kendaraan yang digunakan dalam layanan ini akan dimiliki pelanggan yang dioperasikan langsung oleh Tesla, ia juga tak membocorkan rincian mengenai harga.
Musk berharap Tesla dapat memperluas layanan ini ke kota-kota AS lainnya menjelang akhir tahun, tetapi tetap mengatakan bahwa mereka perlu membuktikan keamanan sistem di Texas terlebih dahulu. Ditambah, menunjukkan kepada regulator bahwa kendaraannya lebih aman dalam mode otonom.
Elon Musk juga mengklaim Tesla telah menerima minat dari beberapa produsen mobil untuk melisensikan sistem FSD-nya.
Sebagai informasi, untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, penjualan global Tesla anjlok pada 2024, dan penurunan itu tercermin dalam pendapatannya. Perusahaan membukukan pendapatan sebesar USD 25,707 miliar untuk Q4, jauh di bawah ekspektasi Wall Street sebesar USD 27,2 miliar. Lebih jauh, laba bersih Q4 turun 71 persen menjadi USD 2,3 miliar.
Secara keseluruhan, laba Tesla terpukul pada 2024, dengan laba bersih turun menjadi USD 8,4 miliar, menandai penurunan 23 persen dari tahun 2023 dan penurunan yang lebih tajam sebesar 40 persen dari rekor laba USD 14,1 miliar pada 2022. (jpg)