RADARSULBARNEWS

Milisi Yaman Pro-Iran Deklarasi Perangi Israel

PORAK-PORANDA: Warga memeriksa lokasi pasca serangan enam bom Israel di kamp pengungsian Jabalia di Jalur Gaza, Palestina, Rabu (1/11). (AFP)

Houthi diduga menyerang sejak awal Oktober. Mereka meluncurkan rudal serta drone. Namun, serangan itu ditembak jatuh oleh Angkatan Laut AS. Versi Houthi, pihaknya sudah menyerang tiga kali dan akan terus melakukannya hingga serangan Israel ke Gaza berhenti. Meski tidak diperinci, besar kemungkinan salah satunya adalah ledakan misterius yang terjadi di Kota Taba, Mesir, yang berbatasan dengan Israel. Ledakan pada Kamis (26/10) itu melukai enam orang.

Serangan Houthi membuat Iran kian dekat dengan konflik Israel-Hamas. Iran selama ini disebut sebagai donatur utama untuk Houthi maupun Hizbullah di Lebanon meski secara resmi Teheran membantah hal tersebut. Dua kelompok bersenjata itu tengah menyerang Israel saat ini. Jika Iran sampai ikut turun tangan, konflik regional berpotensi tak terhindarkan.

Saat ini pun, pasukan AS di pangkalan-pangkalan di Iraq dan Syria telah diserang kelompok milisi sekutu Iran. Thomas Juneau, profesor peneliti Yaman di Universitas Ottawa, mengatakan bahwa hanya masalah waktu sebelum Houthi bisa berkembang dan merealisasikan slogannya untuk menghancurkan AS, Israel, dan Yahudi. Itu terjadi karena ada dukungan dari Iran.

“Fakta bahwa ada front lain yang berada langsung di selatan meningkatkan risiko bahwa pertahanan udara Israel akan kewalahan dan akan menjadi jauh lebih mengkhawatirkan jika Hizbullah, Hamas, dan pihak lain melancarkan serangan rudal besar-besaran,’’ terang Juneau.

Padahal, serangan ke Gaza saat ini pun sudah membuat mereka kewalahan. Sebab, meski dibombardir dari darat dan udara, Hamas belum menyerah. Hingga kemarin, total sudah ada 13 tentara IDF yang tewas dalam serangan darat ke Gaza.

Iran pun sudah berkali-kali memperingatkan Israel untuk tidak memicu konflik regional. ’’Kelompok perlawanan tidak akan tinggal diam menghadapi kejahatan rezim Zionis dan dukungan penuh Amerika terhadap rezim Zionis,’’ ujar Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Selasa. Hal itu mengindikasikan bahwa kelompok-kelompok yang menjadi sekutu Teheran bisa bertindak lebih jauh.

Terpisah, pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah menilai, situasi di Gaza turut disebabkan PBB yang semakin tidak peka dengan perkembangan yang terjadi. Terlebih, PBB selalu diveto Amerika Serikat (AS).

Karena itu, dia menyerukan adanya restrukturisasi di badan yang bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia. ’’PBB perlu direstrukturisasi sehingga dewan keamanan tidak lagi dikendalikan AS,’’ katanya.

Selain itu, lanjut dia, AS dan Israel perlu disadarkan bahwa mereka adalah penyebab konflik internasional. Karena itu, resolusi Two States Solution harus diperjuangkan.

Soal keterlibatan Houthi dan Lebanon yang dikhawatirkan memantik perang dunia ketiga, Reza menilai, kemungkinan ini kecil terjadi. Sebab, sangat berisiko terhadap kepunahan penduduk bumi. (jpg)

error: Konten dilindungi!!
Exit mobile version