MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Pemerintah Desa Batupannu, Kecamatan Mamuju, melakukan terobosan. Di bawah kepemimpinan Pj Kepala Desa Faisal Jumalang, kini desa tersebut resmi memiliki depot air minum sendiri yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Langkah ini menjadi jawaban atas kebutuhan dasar warga akan air bersih dan berkualitas, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan air kemasan dari luar desa.
“BUMDes kami memproduksi air layak konsumsi. Dari pada membeli dari luar, lebih baik kita produksi sendiri. Ini bentuk desa mandiri,” ujar Faisal saat peluncuran depot, Kamis 10 Juli.
Sebagai bentuk kepedulian, setiap dari sekitar 560 kepala keluarga (KK) di Batupannu diberikan satu galon air gratis. Warga cukup menukar galon yang kosong di depot, tanpa perlu membeli lagi dari luar desa. Harga air pun terjangkau: Rp 2.500 per galon jika diambil sendiri dan Rp 3.000 jika diantar.
Air bersumber dari sungai setempat yang telah melalui uji laboratorium Poltekkes Mamuju dan kini tengah dalam proses perizinan BPOM.
Tak hanya menjawab kebutuhan warga, usaha ini juga ditargetkan menjadi sumber pendapatan asli desa (PADes), dengan proyeksi omzet tahunan antara Rp15 juta hingga Rp20 juta. Distribusi air juga diperluas melalui warung-warung warga, sekaligus menggerakkan ekonomi desa.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Mamuju, Syarifuddin, mengapresiasi langkah inovatif ini.
“Pak desa menjawab kebutuhan masyarakat dengan cara cerdas. Air adalah kebutuhan pokok, dan mereka mampu mengelolanya dengan baik. Ini patut jadi contoh bagi desa-desa lain,” kata Syarifuddin.
Ia menegaskan bahwa inisiatif seperti ini tak hanya meringankan beban warga, tapi juga memperkuat kemandirian desa.
“Manfaatkan potensi desa secara maksimal, karena ini bukan hanya meningkatkan kesejahteraan warga, tapi juga pendapatan desa,” tambahnya. (*)