RADARSULBARNEWS

Bulog Polman Miliki Stok Beras 19 Ribu Ton Tapi di Pasaran Malah Kurang

BERAS. Stok beras di Gudang Bulog Polman di Kuningan Desa Campurjo Kecamatan Wonomulyo melimpah. Dalam waktu dekat ini Bulog Polman akan mendistribusikan beras SPHP untuk menekan kenaikan harga beras.

POLMAN RADAR SULBAR — Perum Bulog Kantor Cabang Polewali Mandar mencatat saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog mencapai 19 ribu ton. Stok ini merupakan tertinggi selama ini yang dimiliki Bulog Polman dari hasil penyerapan gabah petani.

Selama ini Bulog Polman hanya memiliki stok sebanyak 6 ribu ton, tetapi baru tahun stoknya melimpah karena penyerapan gabah petani juga meningkat.

Kepala Cabang Bulog Polman, Faris Sudirman mengungkapkan pihaknya kini memiliki stok beras mencapai 19 ribu ton yang tersimpan di gudang Bulog yang ada di Polman dan Majene, termasuk yang ada di gudang mitra Bulog.

Menurut Faris Sudirman, stok ketahanan pangan untuk penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) atau beras bantuan dan beras Stabiliasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) bisa menjamin selama setahun kedepan.

BACA JUGA:  Eksekusi Berlangsung Tegang, Rumah Ukir Dipotong Pakai Gergaji Mesin

“Selama ini stok beras kita hanya mencapai enam ribu ton, tetapi dengan banyaknya penyerapan gabah petani saat musin panen lalu. Sehingga stok kita mencapai 19 ribu ton yang cukup untuk setahun kedepan untuk bantuan pangan dan penyaluran beras SPHP,” terang Faris Sudirman.

Sementara untuk penyaluran beras SPHP ke pasaran, Bulog Polman sisa menunggu persetujuan dari Badan Pangan Nasional (Bapenas). Karena Bulog Polman bersama Pemkab Polman telah menyurat ke Bapenas melalui Gubernur Sulbar untuk permintaan penyaluran SPHP dalam menekan harga beras di pasaran yang sudah melonjak mencapai Rp 16 ribu per kilogram.

“Kita sisa menunggu perintah dari Bapenas untuk mengeluarkan beras SPHP ke pasaran. Kita sudah menyurat meminta persetujuan, tetapi dalam waktu dekat ini disalurkan ke pasaran beras SPHP,” tambahnya.

BACA JUGA:  Longsor Landa Dua Desa di Polman, Akses Jalan Tertutup, Satu Warga Alami Patah Tulang

Pantauan di Pasar Sentral Pekkabata harga beras saat ini mencapai Rp 15.000 hingga Rp 16.500 per kilogram untuk beras medium dan premium. Pemicu tingginya harga beras karena stok di tingkat pedagang menipis karena musim panen sudah berlalu.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Polman, Andi Chandra Sigit saat ditemui wartawan, Senin 7 Juli mengakui penyebab naiknya harga beras karena stok menipis.

Ia menyampaikan, stok beras yang menipis di sejumlah pasar tradisional sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. Kondisi itu membuat harga beras mengalami kenaikan karena sempat langka, sementara jumlah pembeli terus bertambah.

Andi Chandra menyebut menipisnya stok beras di pasar disebabkan tidak adanya pasokan beras yang dikeluarkan Bulog Polman.

BACA JUGA:  Tinjau Kantah Kota Denpasar, Wamen ATR/Waka BPN Tekankan Pentingnya Budaya Melayani

Sehingga pihaknya berharap, Bulog Polman segera mengeluarkan beras SPHP untuk menstabilkan harga.

“Kami sudah minta agar Bulog melepas beras SPHP ke pasar untuk menekan harga,” kata Andi Chandra kepada wartawan.

Ia menyampaikan, selama masa panen pertama tahun ini, gabah petani kebanyakan diserap oleh Bulog Polman. Hal itu lantaran Bulog mendapat penugasan dari pemerintah pusat untuk menyerap hasil panen para petani di wilayah Polman.

Hasil panen yang melimpah tersebut kini tersimpan di gudang Bulog dan belum tersalurkan ke pasar-pasar tradisional.

“Sehingga harga beras mengalami kenaikan. Stok di pasar ini hanya mengandalkan bantuan ketahanan pangan selama dua bulan ini,” tandasnya. (Mkb)

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!