RADARSULBARNEWS

Demi Berobat, Warga Desa Bela Ditandu 9 Jam

MAMUJU, RADARSULBAR NEWS– Potret memprihatinkan akibat minimnya akses infrastruktur jalan kembali terekam di Kabupaten Mamuju. Seorang ibu rumah tangga, Dipa (23), warga Desa Bela, harus ditandu puluhan warga sejauh 18 kilometer selama sembilan jam untuk mencapai Puskesmas.

Ini dilakukan setelah Dipa menderita serangan asma parah yang tak tertangani di desanya. Peristiwa pilu ini terjadi pada Minggu, 15 Juni 2025.

Salah satu warga yang ikut menandu, Ardan (25), menceritakan bahwa Dipa sudah dua hari sakit asma dan kondisinya semakin memburuk.

BACA JUGA:  Hari Pertama Program MBG di Polman Disambut Antusias, Sasar 1.750 Siswa

“Kami menandu untuk mendapatkan penanganan medis,” ujarnya dikonfirmasi, Senin 16 Juni.

Perjalanan menuju Puskesmas dimulai pukul 07.00 WITA dan baru tiba pukul 16.00 WITA. Selama ditandu, Dipa terus mengalami sesak napas. Tantangan terbesar yang dihadapi rombongan adalah menyeberangi sungai besar.

“Sungai besar itu kalau banjir kita tidak bisa menyeberang, akhirnya kita mau tidak mau menginap. Itu sudah banyak kejadian,” ungkap Ardan.

BACA JUGA:  Dugaan Korupsi Perusda Majene, Kejati Sulbar Temukan Kejanggalan Laporan Rp 11 Miliar

Beruntung, saat kejadian kemarin, cuaca mendukung sehingga mereka bisa menyeberang tanpa hambatan berarti. Sekitar 30 warga Desa Bela ikut serta menandu Dipa secara bergantian.

Menurut Ardan, di Desa Bela sebenarnya terdapat Puskesmas Pembantu (Pustu), namun sayangnya saat kejadian tidak ada petugas di tempat.

“Petugasnya kadang di tempat, kadang tidak,” keluh Ardan.

Kondisi jalan yang rusak parah menuju Desa Bela dan Kopeang sudah berlangsung puluhan tahun tanpa ada perbaikan. Ardan berharap agar pemerintah peduli. Ia juga menambahkan, bahwa janji perbaikan dari Pemerintah Desa selama ini hanya wacana tanpa realisasi.

BACA JUGA:  SPTJM Belum Ditandatangani Bupati, 17 Proyek Air Bersih di Polman Terancam Gagal

“Mungkin dari segi suara politik tidak dihitung. Namun seharusnya dalam hal kemanusiaan itu bisa dibantu. Karena itu adalah kebutuhan mendasar,” tegasnya.

Hingga berita ini dibuat, Sekretaris Desa Bela, Risban belum dapat dimintai keterangan. Kasus Dipa ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah untuk segera membenahi infrastruktur dasar, terutama akses kesehatan, bagi masyarakat di pelosok.(*)

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!