RADARSULBARNEWS

Hari Ini, Festival Penyu 2025 Digelar Ajang Kampanye Lingkungan dan Pelestarian Ekosistem Laut

LEPAS TUKIK. Sejumlah wisatawan melepas tukik di Pantai Mampie Desa Galeso saat Festival Penyu 2024 lalu. Agenda tahunan Festival Penyu kembali di gelar di kawasan Rumah Penyu Pantai Mampie, Jumat-Minggu 13-15 Juni 2025.

POLMAN RADAR SULBAR — Kawasan Rumah Penyu di Pantai Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar (Polman) kembali menjadi pusat perhatian nasional dan internasional. Pasalnya Festival Penyu 2025 mulai digelar hari ini, Jumat 13 Juni hingga Minggu 15 Juni di Pantai Mampie Desa Galeso. Festival Penyu merupakan sebuah perayaan tahunan yang kini memasuki tahun keenam pelaksanaannya.

Festival ini digagas oleh Komunitas Masyarakat Penggerak Konservasi (Kompak) Sahabat Penyu sebagai ajang kampanye lingkungan dan pelestarian ekosistem laut, khususnya perlindungan penyu yang semakin terancam punah.

Festival Penyu 2025 mengangkat tema “Penyu Pulang, Harapan Datang,”. Tema ini mengandung makna mendalam. Jika penyu dapat kembali dengan aman ke laut sebagai habitat alaminya, maka itu menjadi pertanda bahwa ekosistem laut kita masih terjaga.

BACA JUGA:  18 Siswa Asal Polman Seleksi Paskibraka Provinsi

“Keseimbangan ekosistem laut akan membawa dampak positif bagi sektor perikanan, yang secara langsung juga akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan,” ujar Ketua Sahabat Penyu, Muhammad Yusri.

Dalam pelaksanaan Festival Penyu 2025 ini menyuguhkan berbagai kegiatan edukatif, kreatif, dan partisipatif. Diantaranya pelepasliaran tukik, dimana mengajak masyarakat dan pengunjung untuk bersama-sama melepas bayi penyu ke laut sebagai simbol harapan dan pelestarian.

Kemudian ada kegiatan penanaman mangrove sebagai upaya konkret dalam menjaga garis pantai dan menyediakan habitat bagi berbagai biota laut. Panitia Festival Penyu juga mengadakan lomba bagi anak anak untuk mengasah kreativitas dan kepedulian lingkungan sejak usia dini melalui kegiatan seni, mewarnai, dan edukasi lingkungan.

BACA JUGA:  Teken MoU dengan DMI, Menteri Nusron Berkomitmen Tuntaskan Sertipikasi Tanah Wakaf dalam Lima Tahun

“Kami juga mengadakan literasi lingkungan melalui diskusi dan baca buku bersama bertema konservasi untuk menanamkan kesadaran ekologis. Selain itu ada kegiatan bincang komunitas melalui forum diskusi antar komunitas pemerhati lingkungan dari berbagai daerah dan mancanegara,” terang Muhammad Yusri.

Dalam perhelatan Festival Penyu, tak kala menariknya diadakan lomba balap perahu nelayan. Ini merupakan ajang unjuk kebolehan para nelayan lokal sekaligus mempromosikan budaya pesisir. Panitia juga mengadakan panggung seni untuk pertunjukan musik, tari tradisional, dan teater bertema laut sebagai bentuk ekspresi budaya dan edukasi.

“Khusus untuk aksi Sapta Pesona diadakan gerakan bersih pantai dan penyuluhan sadar wisata demi menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Selain itu diadakan kemah konservasi dan English Camp. Ini merupakan kegiatan edukatif untuk pelajar dan mahasiswa agar belajar langsung tentang konservasi dan meningkatkan kemampuan bahasa asing,” terangnya.

BACA JUGA:  Eksekusi Berlangsung Tegang, Rumah Ukir Dipotong Pakai Gergaji Mesin

Festival ini tidak hanya menjadi ajang kampanye konservasi, tetapi juga membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat lokal. Rumah-rumah warga disulap menjadi penginapan bagi tamu dari luar daerah hingga mancanegara, mendorong perputaran ekonomi di wilayah sekitar Pantai Mampie.

Pelaksanaan event ini terbuka untuk umum. Festival Penyu 2025 menjadi bukti bahwa pelestarian lingkungan bisa dikemas secara menarik, edukatif, dan menguntungkan bagi semua pihak.

“Setiap pertengahan Juni, acara ini rutin digelar dan kini telah menjadi agenda tahunan yang dinantikan banyak pihak—baik pecinta alam, pelaku pariwisata, hingga pengunjung internasional,” tandasnya. (mkb)

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!