MAJENE, RADAR SULBAR — Kepala Lingkungan (Kaling) Copala Kelurahan Banggae Kecamatan Banggae Awal berhasil menciptakan alat fogging sederhana yang terbuat dari bahan bekas.
Kaling Copala, Awal menceritakan, ide kreatif membuat fogging itu berasal dari ada keluarganya yang terpapar DBD. Sehingga keluarganya dirawat di rumah sakit.
“Kami selalu meminta kepada pemerintah agar melakukan penyemprotan fogging, namun tidak direspon oleh pemerintah,” ujar Awal, Senin 5 Mei saat ditemui.
Olehnya itu, untuk mencegah penyebaran DBD. “Saya berinisiatif membuat alat fogging sedehana agar dapat melakukan penyemprotan, kalau terus menunggu pemerintah akan terlambat,” beber Awal.
Kata dia, alat fogging sederhana itu dibuat pada saat bulan Ramadhan lalu, lama pembuatannya kurang lebih tiga hari.
“Jadi saya kumpulkan, barang bekas seperti pipa, keleng susu, dan memasang gas kecil yang biasa digunakan pendaki. Setelah itu di rakit sehingga menjadi alat fogging sederhana,” ungkapnya.
Cara penggunaan cukup sederhana, cukup dimasukan bubuk obat DBD. Setelah obatnya ada lalu dikompa sekitar 10 kali, agar gas bisa meremprotkan asap dengan baik. Bisa asap sudah keluar dengan baik dan teratur, maka alatnya sudah bisa digunakan untuk menyemprot lokasi yang banyak nyamuk DBD.
“Alat ini cukup tahan digunakan bisa berjam jam, tanpa takut panas,” terangnya.
Ia menuturkan biaya yang digunakan untuk membuat alat fogging sederhana ini sekitar Rp 300 ribu.
“Jadi sangat murah,” pungkasnya. (rur/mkb)