RADARSULBARNEWS
DAERAH  

Pasien Meninggal Setelah Dua Jam Keluar dari RSUD, Keluarga Pertanyakan Kinerja RSUD Andi Depu

Ilustrasi Pasien Meninggal.

POLMAN, RADARSULBAR NEWS – Salah satu keluarga seorang pasien asal Kabupaten Mamasa mempertanyakan kinerja dokter dan perawat RSUD Hajjah Andi Depu Polewali.

Penyebabnya, keluarga yang menjadi pasien rawat inap selama dua pekan di RSUD Hajjah Andi Depu diminta keluar dari rumah sakit menjalani rawat jalan oleh dokter. Sementara kondisinya belum stabil karena didiagnosa penyakit hepatitis.

Setelah dua jam keluar dari rumah sakit, pasien tersebut meninggal dunia dengan alat keteter masih melekat di bagian perutnya di rumah keluarganya.

Keluarga pasien Aris mengungkapkan kekecewannya terhadap kinerja dokter dan perawat RSUD Hajjah Andi Depu sebagai rumah sakit rujukan di Sulbar.

BACA JUGA:  Soal Pasien Meninggal Setelah Dipulangkan, RSUD Hajjah Andi Depu Klaim Sudah Sesuai Prosedur Medis

Ia mengaku keluarganya yang meninggal tersebut baru dua pekan dirawat di RSUD Hajjah Andi Depu Polewali. Tapi, Rabu 23 April, dokter yang menanganinya menyatakan pasien sudah boleh keluar untuk rawat jalan saja. Nanti hari Sabtu kembali lagi ke RSUD kontrol.

“Keluarga sebenarnya tidak mau kalau terlalu jauh dari rumah sakit. Tetapi karena rumah kos di sekitar rumah sakit tidak ada yang kosong. Terpaksa pasien dibawa ke rumah salah satu keluarganya di Lingkungan Jambu Tua Kelurahan Darma. Tetapi baru dua jam keluar rumah sakit pasien meningga sekira pukul 15.00 Wita,” beber Aris.

BACA JUGA:  Mamuju Darurat Kecelakaan Tercatat 159 Kasus Hingga April 2025

Lanjutnya, alat yang terpasang diperut pasien masih melekat saat pasien meninggal. Nanti dilepas setelah perawat dari Mamasa yang mengantar pasien diminta untuk melepas alat yang dipasang oleh pihak RSUD.

Aris menyampaikan, keluarganya sudah mempertanyakan alasan yang diambil oleh perawat dengan mendatangi RSUD Andi Depu Polman. Tetapi jawabannya dokter sudah menyatakan pasien sudah bisa rawat jalan sehingga perawat memulangkan pasien.

BACA JUGA:  Pemkab Polman Serahkan Tiga Ranperda ke DPRD

“Yang dipertanyakan ini kinerja dokter, ini rumah sakit rujukan di Sulbar kenapa masih seperti ini kinerja dokternya,” kata Aris dengan nada kecewa.

Rencananya, pasien yang telah meninggal dunia akan dibawa kembali ke Sumarorong Kabupaten Mamasa untuk dikebumikan.

Terpisah Humas RSUD Hajjah Andi Depu Polewali Supriadi yang dikonfirmasi Rabu malam 23 April terkait hal tersebut. Ia enggan berkomentar banyak dan hanya menyampaikan bahwa pasien yang dibolehkan pulang itu atas persetujuan dokter yang menanganinya. (arf/mkb)

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!