RADARSULBARNEWS

BPP Polewali Gelar Rapat Turun Sawah, Jadwal Tanam Padi Dipercepat

RAPAT TURUN SAWAH. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Andi Afandi Rahman bersama Danramil 1402-01 Polewali Kapten Inf Ahmad Yani, perwakilan Camat Polewali, M Januar Jadil, Kabid Tanaman Pangan Distanpan Polman, Dahliah dan Kepala BPP Polewali, Ade Rudiansyah Saing saat rapat turun sawah di aula BPP Polewali, Selasa 15 April 2025.

POLMAN RADAR SULBAR — Petani di Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar diminta mempercepat jadwal tanam musim gaduh tahun 2025. Percepatan masa tanam ini dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau yang diprediksi BMKG akan terjadi Bulan Juli-Agustus 2025 mendatang.

Untuk mempercepat proses penanaman padi musim gaduh ini, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Polewali mengelar rapat turun sawah melibatkan perwakilan kelompok tani, Gabungan Petani Pemakai Air (GP3A), penyuluh pertanian dan pengamat hama se-Kecamatan Polewali, Selasa 15 April.

Rapat turun sawah ini dihadiri langsung Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Polman Andi Afandi Rahman, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dahlia, Danrami 1402-01 Polewali, Kapten Inf Ahmad Yani, perwakilan Camat Polewali, Koordinator BPP Polewali, Koordinator POPT Polman, perwakilan BRMP Sulawesi Barat, dan Bidang Pengairan PUPR Polman.

Dalam rapat turun sawah ini diputuskan pembukaan pintu air bendungan Kunyi mulai Kamis 17 April. Sehingga pengolahan tanah mulai Jumat 18 April hingga ditarget selesai 28 April. Kemudian hambur bibit 28 April hingga 30 April sesuai kondisi dilapangan. Sementara varitas yang dianjurkan untuk ditanam jenis Impari 32, Impari 42 dan Impari 30 karena tahan hama pengerek batang.

BACA JUGA:  2.950 ATS Kembali Mengenyam Pendidikan di Sejumlah PKBM

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Polman, Andi Afandi Rahman mengatakan saat ini pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada pangan sehingga pertanaman padi digenjot. Sehingga kedepan tak ada lagi impor beras dari luar negeri.

Khusus untuk pertanaman padi musim gaduh ini diharapkan petani mempercepat proses pengolahan lahannya. Sehingga target pencapaian luas pertanaman bulan April dan Mei dapat terealisasi. Selain itu untuk Ia meminta petani untuk mempercepat waktu tanam selama curah hujan masih turun. Ini sebagai bentuk antisipasi dampak kekeringan yang diprediksi akan terjadi Juli – Agustus 2025.

“Kami berharap petani mempercepat jadwal tanam untuk antisipasi musim kemarau, di mana ketersediaan air irigasi untuk areal pertanian harus benar-benar mendapat perhatian serius, ” tambahnya.

BACA JUGA:  Kontroversi Program Pembelajaran VR di Sekolah, Siswa Diminta Bayar Rp 25.000

Selain itu, Ia berharap pada musim tanam gaduh ini petani dapat melakukan penanaman serentak dan menggunakan varitas bibit yang berlabel sehingga produktifitas padi meningkat. Apalagi Polman ini sebagai penyangga pangan di Sulbar.

Sementara Danramil 1402-01 Polewali, Kapten Inf Ahmad Yani mengungkapkan saat ini TNI diperbantukan melakukan pendampingan kepada petani dalam upaya peningkatan swasembada pangan mencapai target.

“Salah satu tugas tambahan kami selain tugas pokok TNI bagaimana mendampingi pemerintah dan petani dalam mewujudkan swasembada pangan,” terang Kapten Ahmad Yani.

Sementara Kasi Ekbang Kecamatan Polewali yang mewakili Camat Polewali, Muh Januar Jadil berharap dengan adanya rapat turun sawah ini dapat menjadi pedoman petani dalam mengolah lahan pertaniannya sehingga hasil pertanian melimpah kedepannya.

Sedangkan Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Wilayah Polman, Yonatan meminta petani mengantisipasi munculnya hama penyakit yang bisa menyerang tanaman padinya. Untuk musim tanam gaduh ini kata Yonatan meminta petani antisipasi munculnya penggerek batang, WBC, blast, kresek dan tikus. Jika areal sawah petani mulai ada serangan segera melaporkan kepada penyuluh pertanian dan pengamat hama.

BACA JUGA:  Aksi Penanaman Ratusan Mangrove di Pantai Mampi untuk Pulihkan Ekosistem dan Cegah Abrasi

Koordinator BPP Polewali Ade Rudiansyah Saing mengatakan dalam rapat turun sawah ini beberapa kesepakatan yang dihasilkan perwakilan kelompok tani dan P3A dapat diterapkan di lapangan.

Diantaranya pembukaan pintu air irigasi direncanakan mulai 17 April. Kemudian pengolahan tanah dimulai 18 April, sementara varitas bibit padi yang dianjurkan untuk ditanam musim gaduh ini yakni Impari 32, Impari 42, Impari 30. Sedang jadwal hambur benih padi mulai 28 April. Dalam pertemuan ini juga disepakati biaya pengolahan tanam atau dompeng sebesar Rp 1,2 juta per hektare. Sementara biaya tanam pindah (tapin) Rp 1,3 juta per hektare dan tanam benih langsung (Tabela) Rp400 ribu per hektare. (mkb)

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!