RADARSULBARNEWS
DAERAH  

Sempat Terlantar 2 Hari di Pelabuhan Tanjung Silopo, Ratusan Penumpang Akhirnya Berangkat ke Kotabaru

PENUMPANG. Ratusan penumpang yang sebelumnya terlantar di Pelabuhan Tanjung Silopo Binuang akhirnya dapat diberangkatkan ke Kotabaru Kalsel memakai Kapal Sabuk Nusantara 111, Senin 7 April 2025.

Sementara itu, Kepala UPP Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo, Muhlis, menuturkan sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan jumlah penumpang, Pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan kapal tambahan ke Kementerian Perhubungan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebelum arus mudik Lebaran.

“Kami sudah mengantisipasi hal ini dan meminta bantuan kapal tambahan agar penumpang dapat terangkut semua,” jelas Muhlis.

Pihak Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo memprediksi puncak arus balik Lebaran akan terjadi pada hari Senin kemarin, seiring dengan berakhirnya masa libur cuti bersama.

“Alhamdulillah, semua penumpang sudah bisa terakomodir dan terangkut. Semoga mereka selamat sampai di tujuan masing-masing,” imbuhnya.

Data dari Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo mencatat bahwa pada hari ini, Senin 7 April 2025, sebanyak 233 penumpang diberangkatkan menggunakan kapal Sabuk Nusantara 111 menuju berbagai daerah di Kotabaru, Kalsel.

Sebelumnya ratusan penumpang ini terlantar selama dua hari di pelabuhan Tanjung Silopo setelah kapal sebelumnya yakni Sabuk Nusantara 93 yang sedianya mengangkut mereka batal bersandar karena telah over kapasitas steleha menaikkan sebanyak 400 penumpang di pelabuhan Passarang Kabupaten Majene.

BACA JUGA:  Tiga Truk Terlibat Kecelakaan Beruntun di Paku, Empat Orang Alami Luka Parah

Akibat over kapasitas, ratusan calon penumpang arus balik di pelabuhan Tanjung Silopo batal berangkat ke Kotabaru Kalimantan Selatan. Calon penumpang ini terlantar dan tinggal dan akan menginap di pelabuhan sambil menunggu jadwal keberangkatan kepala berikutnya.

Beberapa calon penumpang mengaku kecewa terhadap pelayanan PT Pelni yang tanpa memberi konfirmasi kepada mereka terkait pembatalan kapal ini. Mereka kecewa karena kejadian seperti ini kembali terjadi seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Salah satu penumpang dari Wonomulyo bernama Awaludin mengatakan harus buru-buru pulang kembali ke Kotabaru karena sudah harus masuk bekerja, Rabu 9 April namun Ia terpaksa harus gigit jari karena batal berangkat.

Ia mengaku kecewa terhadap pelayanan PT Pelni lantaran sudah datang sejak pagi dan telah menunggu selama berjam-jam namun akhirnya mendapatkan informasi bahwa kapal batal bersandar dan tidak dapat dimuat menggunakan kapal Sabuk Nusantara 93. Ia mememinta kepada PT Pelni agar lebih memperhatikan pelayanan terhadap penumpang saat arus mudik lebaran.

BACA JUGA:  Mendadak Disembeli, Sapi Seharga Rp 125 Juta Batal Jadi Hewan Kurban Presiden RI di Sulbar

“Harusnya PT Pelni tidak menjual penuh tiket di pelabuhan Passarang Majene dan menyisakan juga jatah penumpang di pelabuhan Silopo. Kasihan kami ini pak,” kata Awaluddin.

Salah satu penumpang lainnya bernama Muhlis yang berasal dari Palopo mengaku sangat kecewa terhadap pelayanan PT Pelni karena Ia telah datang sejak Jumat malam (malam Sabtu) namun akhirnya tiba di Pelabuhan Silopo ternyata batal berangkat karena kapal ovwr kapasitas. Ia datang bersama keluarganya terdiri dari istri dan anaknya.

“Kasihan kami pak bekal kami sudah habis da sidisni susah karena disekitar pelabuhan tidak warung makan. Kami tidur beralas lantai tanpa tikar, mana banyak nyamuk lagi,” katanya kesal.

Menanggapi hal tersebut, petugas dari pihak PT Pelni Parepare Faizah Robita Kamelia enggan berkomentar banyak terkait hal ini.

“Kapal tidak bersandar di Pelabuhan Silopo karena telah penuh setelah mengangkut penumpang dari pelabuhan Passarang Majene dan ini menyangkut keselamatan penumpang,” jawabnya singkat.

BACA JUGA:  Menang Adu Penalti, Mustika Tenggelang ke Final Kapolres Polman Cup 2025

Semetara ktu Pelaksana harian (Plh) UPP Pelabuhan Tanjung Silopo Said mengatakan kesalahan ini bukan pada pihak Syahbandar pelabuhan karena pihaknya hanya menyediakan sarana pelabuhan saja.

Ia menjelaskan seharusnya pihak PT Pelni selaku operator harus bisa mengatur jumlah kuota penumpang yang akan berangkat di pelabuhan Passarang Manene dan pelabuhan Tanjung Silopo sehingga tidak akan menimbulkan kesalahan seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Harusnya PT Pelni ini menyisakan jatah kuota penumpang di pelabuhan Silopo dan tidak menjual penuh tiket di pelabuhan Passarang Majene karena kasihan penumpang di sini tidak bisa berangkat padahal mereka sudah datang sehari sebelum kapal berangkat. Harusnya ini Pelni menjadi pelajaran kejadian tahun-tahun sebelumnya. Masa mau terulang lagi kembali kejadian seperti ini. Yang menjadi sorotan adalah kami di Syahbadnar bukan PT Pelni padahal itu bukan wewenang kami. Ini adalah tanggungjawab PT Pelni dalam hal penjualan tiket,” tandasnya. (mkb)

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!