POLMAN RADAR SULBAR — Budidaya tanaman durian montong di Kecamatan Bulo Kabupaten Polewali Mandar (Polman) cukup menjanjikan dijadikan usaha. Karena sekali panen bisa menghadilkan pundi-pundi rupiah. Bahkan omset bisa mencapai puluhan juta sekali panen.
Apalagi saat ini, musim panen membawa berkah bagi petani durian montong di Kecamatan Bulo. Dimana panen tahun ini bertepatan dengan bulan suci ramadan. Saat ini, durian montong asal Bulo bahkan mampu menembus pasar ekspor mancanegara sehingga membuat petani mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah.
Budidaya durian motong di Kecamatan Bulo sejak beberapa tahun terakhir ini dilakukan masyarakat. Kini hamparan ratusan hektar kebun durian montong di Bulo. Salah satunya milik Aco Masruddin Mogot di Bukit Merdeka Kebun Raya Bulo. Walaupun musim panen tahun ini produksi buah menurun hingga 50 persen jika dibanding panen tahun lalu akibat cuaca dan iklim yang tak menentu.
“Musim panen tahun ini memang ada penurunan produksi. Ini karena putik bunga atau bakal buahnya saat sedang mekar berjatuhan sehingga gagal menjadi buah akibat musim hujan. Tapi kami yakin kalau cuaca bersahabat, biasanya kalau habis begini, biasanya musim buah tahun depan buahnya melimpah kembali” kata Aco Masruddin Mogot.
Menurutnya, tahun ini kebun milik petani di Bukit Merdeka hanya mampu memproduksi sebanyak tiga hingga lima ton buah saja dalam satu hamparan. Hasil ini menurun drastis jika dibanding tahun lalu yang mampu menghasilkan buah hingga 10 ton.
Meski musim panen tahun ini buahnya agak berkurang, namun kondisi ini menjadi berkah tersendiri bagi petani di bulan Ramadan. Sebab buah durian montong asal Bulo kini telah menembus pasar ekspor manca negara seperti Tiongkok, Malaysia, Thailand, Korea bahkan hingga Timur Tengah.
Saat ini sejumlah perusahan eskportir durian berasal dari Kabupaten Parigi Moutong dan Palu Sulawesi Tengah telah datang membeli hasil buah montong di Bulo. Buah ini lalu ditimbang dengan sistem pembelian hitungan per kilogram. Buahnya dibawa ke gudang pengolahan di Parigi Sulteng dan selanjutnya di eskpor ke mancanegara seperti ke Tiongkok, Malaysia, Thailand, Korea bahkan hingga Timur Tengah.
“Harga durian montong saat ini bervariasi mulai dari 27 hingga 28 ribu per kilogram tergantung dari kurs dollar. Harga tahun ini meningkat atau naik dibanding harga pembelian tahun lalu sehingga membuat petani mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah sekali panen,” beber Aco Mogot.
Buah durian montong asal Bulo digemari oleh penikmat durian di pasar ekspor karena terkenal memiliki cita rasa yang khas legit manis dan dagingnya sangat tebal sehingga menajdi primadona bagi pasar ekspor.
Aco Mogot menambahkan saat ini petani kewalahan melayani permintaan dari eksportir karena kurangnya hasil buah akibat gagal panen yang dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Untuk pemasaran buah sekarang sudah tidak menjadi kendala lagi karen permintaan pasar saat ini sangat banyak.
“Justru sekarang ini banyak perusahaan eksportir atau pembeli, tapi buah kurang maknya kita terus menambah luasan areal perkebunan buah durian montong disini. Kita dorong masyarakat untuk tetap menanam pohon durian montong karena kebutuhan ekspor sangat tinggi,” terangnya.
Untuk pemasaran, petani berharap agar pemerintah pusat baik Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah dapat memberi fasilitas gudang tempat penyimpan buah. Sehingga membuka peluang keran pasar ekspor ke luar negeri. Sehingga hasil buah durian montong asal Polman bisa langsung di ekspor ke negara tujuan tanpa melalui pihak ketiga. (mkb)