POLMAN, RADAR SULBAR — Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mengirim 12 ton sampah plastik daur ulang ke pabrik biji plastik di Sungguminasa Kabupaten Gowa Sulsel. Sampah plastik daur ulang ini merupakan hasil pemilahan yang dilakukan sejumlah bank sampah di Polman, khususnya bank sampah induk Sipamandaq. Sampah plastik tersebut akan didaur ulang jadi biji plastik kemudian dikirim ke Surabaya menjadi bahan baku baskom dan ember.
Pengiriman sampah plastik ini menggunakan empat truk sampah dimana masing masing truk mengangkut tiga ton. Sampah plastik ini berupa pembungkus mi instan, kresek, pembungkus gula dan bahan plastik lainnya.
Pengiriman besar sampah plastik daur ulang ke Gowa tersebut dilepas langsung Bupati Polman, Samsul Mahmud bersama Wakil Bupati Andi Nursami Masdar di Halaman Kantor Kecamatan Polewali saat menghadiri Musrembang Kecamatan Polewali dan Binuang, Jumat 14 Maret.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Polman Mohammad Jumadil Tappawali menyampaikan, empat truk bermuatan sampah plastik masing-masing tiga ton sehingga totalnya 12 ton. Sampah plastik ini akan didaur ulang di Sungguminasa Gowa menjadi biji plastik. Kemudian nantinya biji plastik tersebut dikirim ke Surabaya untuk bahan baku pembuatan ember, baskom dan lainnya.
“Kami ingin memancing Bapak Bupati kenapa tidak industrinya ini ditarik ke Polman. Kita yang membuat baskom dan aneka macam plastik lainnya. Karena tehnologinya sederhana dan sudah lengkap,” jelas Moh Jumadil Tappawali.
Lanjutnya, ketika industri pengolahan ini dapat ditarik ke Polman tentu akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Melalui momen ini pihaknya ingin memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa ternyata sampah yang tadinya tidak bernilai ternyata setelah diolah menjadi sesuatu yang bernilai.
Jumadil mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mengajak masyarakat untuk mensukseskan program sedekah sampah bekerjasama dengan Baznas Polman. Dimana hasil dari penjualan sampah disedekahkan 12.5 persen ke Baznas.
Selain itu, selama bulan ramadan ini DLHK Polman juga telah membentuk tim Mapia yang bergerak ke mesjid-mesiid untuk program sedekah sampah.
“Bulan ramadan banyak kegiatan di mesjid seperti kegiatan berbuka. Sehingga banyak produksi sampah karena sekarang serba instan yang sayang ketika ini tidak dikelola,” jelasnya.
Program sedekah sampah ini telah menyasar 20 mesjid yang ada di Polman. Pihaknya menargetkan 300 mesjid dengan hitungan target sedekah sampah selama bulan ramadan bisa didapatkan Rp. 10 juta. Sementara di Polman ini ada 1.000 mesjid tapi masyarakat masih harus terus diedukasi.
Secara simbolis pengiriman sampah plastik daur ulang ini sudah dikumpul sejak bulan November lalu. Sampah plastik ini dipilah betul mana plastik bening mana berwarna karena beda.
Menurut Jumadil, Polman sebenarnya memiliki mesin pengolah sampah menjadi paving blok di Desa Paku. Tetapi kendala penolakan masyarakat sehingga DLHK Polman tidak bisa memproduksi dalam jumlah yang besar.
“Mesin pengolahan sampah di Paku itu produksi tapi kapasitas kecil karena masih ada resistensi dengan masyarakat. Sehingga hanya sedikit yang bisa dibawa kesana untuk diolah. Tapi sudah ada hasil paving blok yang kita pakai di Alun-alun,” jelas Jumadil.
Ia juga mengatakan, Pemkab dan DPRD saat ini terus berupaya agar industri pengolahan sampah di Desa Paku dapat beroperasi.(arf/mkb)