MAMUJU, RADARSULBAR NEWS– Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manakarra Mamuju mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggannya. Over jumlah pelanggan disebut-sebut sebagai penyebabnya.
Kepala Bagian Teknik PDAM Mamuju, Arman mengatakan, kapasitas produksi PDAM Tirta Manakarra saat ini sekira 162 liter per detik, sementara jumlah pelanggan mencapai 14 ribu. Kondisi ini dinilai masih kurang untuk menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan.
“Pada musim hujan mengalami penurunan produksi karena air keruh sehingga proses kerja IPA (Instalasi Pengolahan Air, red) melambat. Akhirnya air ke pelanggan kurang karena tidak seimbang antara kebutuhan dan kapasitas,” kata Arman, saat ditemui, Senin 10 Maret.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, dia mengaku PDAM Tirta Manakarra membutuhkan penambahan kapasitas IPA. Namun Arman mengaku pihak PDAM tidak sanggup karena biayanya besar.
“Butuh kapasitas IPA 40 liter per detik. Untuk penambahan kapasitas estimasinya sekitar Rp 40 milliar,” ungkapnya.
Dia berahap pemerintah daerah atau pusat dapat membantu pendanaan penagadaan sarana dan prasana tersebut. “Kami berharap pemerintah daerah bisa mengupayakan sumber pendanaan untuk penambahan kapasitas IPA,” harapnya.
Bahwa sejulah wilayah dalam kota Mamuju sulit mendapat layanan air PDAM, lebih-lebih untuk layanan di luar kota seperti di Pulau Karampuang. Warga di pulau yang tak jauh dari kota Mamuju itu terpaksa mengadalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
“Air PDAM mengalir hanya dua minggu sekali. Kalau bukan Tuhan yang tolong melalui air hujan, sudah tidak ada apa-apa lagi. Mau berharap ke siapa. Semuanya saling lempar tanggung jawab,” Kata salah satu warga Karampuang, Pandi.
Jika air hujan habis, mereka terpaksa harus menyeberang ke Kota Mamuju membeli air galon. Dia mengaku keadaan itu semakin parah usai pipa PDAM mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor yang melanda Mamuju 26 Januari, lalu.
Dia berharap persoalan kesulitan air bersih tersebut dapat segera diatasi. “Semoga layanan air bersih ini bisa lebih optimal lagi. Sangat dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari kami di Karampuang,” tandasnya.
Sebelumnya, DPRD Mamuju menyoroti layanan DPAM Tirta Manakarra. Menurutnya perlu dievaluasi termasuk soal tarif pelanggan, harus disesuaikan dengan kualitas pelayanan.
“Harus ada evaluasi tarif, baik berupa diskon atau pemotongan sebagai kompensasi atas kurang optimalnya pelayanan,” kata salah satu anggota DPRD mamuju Febrianto, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama PDAM Tirta Manakarra, di DPRD Mamuju, Kamis 6 Maret, lalu. (Irf/Jsm)