RADARSULBARNEWS

Anggaran Rp 50 M Ditarik Pusat, Pembangunan Infrastruktur Daerah Terpencil Tertunda

Bupati Polman H Samsul Mahmud

POLEWALI MANDAR RADAR SULBAR — Gegara anggaran transfer dari pusat kena penarikan berdampak terhadap rencana pembangunan infrastruktur daerah terpencil tertunda. Tahun 2025 ini, pemerintah pusat melakuran recofusing atau pemotongan anggaran transfer ke Pemkab Polman sebesar Rp 50 miliar lebih.

“Pemotongan anggaran ini berdampak kepada pembangunan infrastruktur termasuk rencana pekerjaan jalan dan jembatan di daerah terpencil. Salah satunya rencana pembangunan jalan ke Ratte Kecamatan Tubbi Taramanu (Tutar). Memang ada masalah saat ini karena hampir Rp 50 miliar anggaran ditarik kembali ke pusat,” beber Bupati Polman Samsul Mahmud saat dikonfirmasi wartawan, Rabu 5 Maret.

Menanggapi adanya video viral di Medsos seorang ibu hamil bernama Kurniati (21), warga Desa Ratte, Kecamatan Tutar, Polman terpaksa ditandu sejauh 20 kilometer menuju puskesmas. Sebabnya, akses jalan dari rumahnya rusak parah sehingga tidak dapat dijangkau mobil ambulans. Bupati mengaku prihatin tetapi kedepan pihaknya berusaha meminta tenaga kesehatan di lapangan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

BACA JUGA:  Pemkab akan Berlakukan Sanksi Denda, Sehari 100 Warga Terjaring Buang Sampah Sembarangan

“Salah satu dampak pemotongan anggaran kita tiba bisa membangun infrastruktur di daerah terpencil. Kami akan laporkan ke pemerintah pusat kalau kondisi salah satu wilayah di Polman. Harusnya dana infrastruktur tidak ditarik pusat, supaya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum termasuk membangun jalan di daerah terpecil,” bebernya.

Samsul Mahmud menambahkan untuk mengantisipasi adanya kejadian yang sama. Ia meminta petugas medis atau bidan desa mengantisipasi jauh hari sebelumnya jika ada pasien mau melahirkan. Bidan harus membawa cepat ibu hamil ke puskesmas atau rumah sakit jika memang tidak bisa ditangani di pustu.

BACA JUGA:  Diduga Dipicu Sengketa Tanah, Seorang Warga Kena Tebasan Parang

“Bidan harusnya bisa mengantisipasi apalagi daerahnya jauh. Kalau tidak bisa melahirkan normal di pustu jauh-jauh hari pasien sudah dibawa ke puskesmas jangan nanti gawat baru dirujuk. Nanti saya tanya kepala Puskesmas Tutar,” pungkas Samsul.

Sebelumnya, warga Ratte bergotong royong menandu seorang ibu hamil bernama Kurniati (21) sejauh 20 kilometer menuju puskesmas. Sebabnya, akses jalan dari rumahnya rusak parah sehingga tidak dapat dijangkau mobil ambulans yang akan ditumpangi menuju rumah sakit.

Warga menandu Kurniati yang hendak melahirkan di Desa Ratte, Kecamatan Tutar, Sabtu 1 Maret lalu. Kurniati ditandu warga dari Pustu Suppungan Desa Ratte menuju mobil ambulans yang menunggu di Desa Taramanu Tua.

BACA JUGA:  Anggaran Infrastruktur Dipangkas, Jalan Unsulbar Batal Dikerja

“Kami bersama masyarakat Desa Ratte kembali terpaksa harus menandu pasien atas nama Kurniati untuk menuju Puskesmas terdekat dengan jarak kurang lebih 20 kilometer,” kata Kepala Desa Ratte Habri dalam keterangannya melalui video yang viral di media sosial, Senin 3 Maret.

Kades Ratte, Habri berharap perhatian serius dari pemerintah. Agar kondisi jalan yang rusak parah menuju desanya dapat segera diperbaiki.

“Melalui kesempatan ini, kepada seluruh pemangku kebijakan kami bersama warga masyarakat mengharapkan kiranya ada perhatian khusus dengan kondisi jalan yang sangat memprihatinkan di Desa Ratte saat ini,” tandasnya. (mkb)

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!