MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Berpuasa bukan sekadar menahan lapar, haus dan organ tubuh lainnya dari hal-hal yang membatalkannya. Lebih dari itu, puasa menuntun untuk mematangkan rohani.
Itulah yang disampaikan Ust. Abd Gaffar saat berceramah dihadapan jamaah Masjid Baiturrahman Jl. Jenderal Sudirman Kecamatan Simboro, Mamuju, malam kedua ramadan Sabtu, 1 Maret.
“Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali membagi puasa menjadi tiga tingkatan, yaitu puasa umum, puasa khusus, dan puasa khusus dari yang khusus,” kata Abd Gaffar dalam ceramahnya.
Lebih jauh, dia memaparkan, puasa umum ialah puasa orang awam yaitu dengan menahan diri dari makan, minum, dan bersenggama.
Kemudian puasa khusus, ialah puasa orang shalih, yang tidak hanya menahan diri dari makan, minum, dan bersenggama. Namun juga menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan semua anggota badan dari berbagai dosa.
Selanjutnya, puasa khusus dari yang khusus ialah puasa hati dari hasrat dunia, pikiran tentang dunia, dan menahan diri dari apa pun selain Allah.
“Inilah puasa level nabi-nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang muqarrabin. Mereka menjaga hatinya, agar betul-betul tidak memikirkan di bulan Ramadhan ini kecuali hanya Allah Swt,” ungkapnya.
Karena itu, Abd. Gaffar mengajak kepada seluruh jamaah agar meningkatkan kualitas puasa yang dilakukan. Dia menekankan agar memperhatikan amalan syariat dan tidak melupakan amalan batin.
“Terhapusnya dosa-dosa seorang hamba itu ketika iman masuk ke dalam hatinya. Maka isilah iman kita dengan melafaskan la ilaha illallah,” paparnya.
Magister Ilmu Tafsir di UIN Alauddin Makassar itu juga mengingatkan agar dalam berpuasa hendaknya tidak berbuka secara berlebihan dan tergesa-gesa. Dengan begitu, puasa akan menghantarkan pada kesehatan tubuh dan rohani.
“Mari jadikan ramadan kali ini sebagai momentum meningkatkan amalan untuk menjadi pribadi yang bertakwa,” pungkasnya. (irf/*)