Lanjut Amiruddin, Senin depan hal ini akan didiskusikan di DPRD Polman untuk membicarakan kelanjutan menyelesaikan pekerjaan dengan catatan Pemkab Polman mencari pembiayaan.
Namun kata Amiruddin, Pemkab tidak mampu memberikan solusi maka masyarakat Kecamatan Matakali akan mencari jalan lain. Masyarakat berupaya patungan untuk membeli BBM alat berat tersebut.
Amiruddin menyampaikan alat berat milik Balai ini sudah bekerja selama satu pekan dengan menghabiskan anggaran Rp. 200 jutaan.
Ditempat yang sama, salah satu petani tambak di Matakali Nurdin meminta agar alat berat milik Balai Sungai tidak ditarik dulu. Karena masyarakat masih berupaya mencari solusi agar penyelesaian pengerukan sungai ini bisa terselesaikan.
“Yang dikerjakan ini belum cukup sepuluh kilometer sementara sungai yang harus dikeruk ini panjangnya sepuluh kilometer sampai di muara,” ujar Nurdin.
Ia menyampaikan, jika tidak dikeruk sampai di muara maka tambak warga tetap akan terdampak. Ia sendiri mengaku telah merugi akibat luapan air sungai.
“Jika hanya dikerjakan begini justru akan membuat semakin parah. Karena air akan terbendung sementara yang belum dikeruk itu mengecil alirannya,” tandas Nurdin. (arf/mkb)