Tetapi, Ia pun menunggu surat edaran dari Kemendikdasmen dan Disdikbud Polman terkait kebijakan libur selama ramadan. Tetapi nantinya jika kebijakan libur ramadan diterapkan maka pihaknya butuh kolaborasi dengan orang tua siswa. Dimana peran orang tua siswa sangat dibutuhkan dalam mengawasi anaknya di rumah selama ramadan sehingga waktunya tak terbuang hanya main HP.
Sitti Nurwanan juga menambahkan sekolah juga akan mengelar kegiatan keagamaan seperti lomba hafalan surah pendek, tadarrus dan pengajian.
Terpisah, salah seorang orang tua siswa, Sabania mengaku sepakat jika tidak diliburkan saat ramadan tetap belajar. Salah satu alasannya karena jika libur sebulan penuh makan bisa membuat anak bermalas-malasan selama ramadan dan tidak belajar.
“Namun tergantung nanti keputusan pemerintah kami orang tua sepakat saja mau libur atau tidak tak masalah. Hanya saja jika siswa libur selama puasa, akan berdampak terhadap capaian pembelajaran siswa dan materi pembelajaran akan banyak tertinggal,” kata Sabania.
Orang tua siswa lainnya, Muh Fiqram mengaku menunggu keputusan pemerintah. Jika nantinya diberlakukan libur ramadan maka siswa fokus melakukan ibadah puasa. Jika beraktifitas bersekolah saat ramadan ada plus minusnya. Ia tak memungkiri bahwa libur bisa membuat ibadah anak jadi lebih fokus. Namun, berdasarkan pengalaman pribadi, libur membuat anak tak banyak melakukan kegiatan berarti.
“Anak biasanya tidak melakukan banyak kegiatan selama libur, biasanya hanya di rumah tanpa ada kegiatan berarti,” tandas ayah dua anak ini. (mkb)