MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Angka Kematian Ibu masih terbilang tinggi di Sulbar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, terdapat 274 kasus. Tertinggi ke empat di Indonesia.
AKI telah menjadi indikator kesehatan yang mengukur jumlah kematian perempuan akibat komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas per 100 ribu kelahiran hidup.
AKI di Indonesia masih bervariasi, Papua mencatatkan angka tertinggi sebanyak 565 kasus dan Jakarta menjadi terendah dengan 48 kasus. Sulbar tercatat sebagai provinsi ke empat di Indonesia tertinggi AKI. Di Bawah Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar, drg Asran Masdy mengatakan, kasus tersebut karena rendahnya persalinan yang dilakukan di fasilitas Kesehatan (Faskes). Seperti di rumah sakit, maupun Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM).
Asran mengatakan, persalinan yang dilakukan di faskes masih rendah, hanya di angka 51,44 persen. Data ini menunjukkan 48,56 persen persalinan masih berlangsung di luar faskes atau dilakukan secara tradisional.
“Dorongan untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan atau didampingi tenaga medis sangat penting, guna menekan angka komplikasi,” ujar Asran, kemarin.
Ia juga menyoroti banyaknya bidan di faskes yang belum dimanfaatkan optimal. “Ironisnya, banyak bidan tersedia, tapi masih banyak ibu yang memilih melahirkan tanpa bantuan tenaga medis,” ujarnya.
Fenomena lainnya, kata dia, banyak ibu baru diketahui telah melahirkan saat datang untuk imunisasi di posyandu. “Ketika ditanya, mereka menjawab melahirkan di kampung dengan bantuan orang tua,” ungkapnya.
Asran berharap masyarakat Sulbar dapat lebih sadar akan pentingnya melahirkan di fasilitas kesehatan. “Ini menyangkut keselamatan ibu dan bayi, sehingga perlu perhatian serius dari semua pihak,” tutupnya. (ajs)