MAMUJU, RADARSULBAR NEWS – Angka pertumbuhan ekonomi Sulbar Triwulan III 2024 hanya 2,91 persen. Capaian ini merupakan titik terendah sejak Triwulan III 2022. Trend pertumbuhan ekonomi Sulbar dari awal 2024 juga terus merosot hingga sekarang.
Melemahnya pertumbuhan ekonomi Sulbar disebabkan oleh melemahnya produktivitas komoditas kelapa sawit dan turunannya. Komoditas yang telah menjadi tulang punggung utama perekonomian Sulbar, itu, terkontraksi hingga -15,68 persen.
Kondisi ini membuat Sulbar menjadi provinsi terendah kedua di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua). Sulbar hanya mengalahkan Provinsi Papua dengan 1,66 persen. Di regional Sulawesi, Sulbar menjadi provinsi paling bontot.
“Kalau dibandingkan Triwulan III 2023 dan Triwulan III 2024 itu menurun sebenarnya. Kalau mau dijadikan sebagai kinerja ekonomi, tentu saja menggambarkan bahwa kinerja ekonomi kita tidak lebih baik dari Triwulan III 2023. Begitu juga triwulan sebelumnya,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar, Tina Wahyufitri, saat press rilis, Selasa 5 November.
Menurutnya, ekonomi Sulbar Triwulan III 2024 tetap tumbuh, namun tidak lebih baik dari triwulan-triwulan sebelumnya. Hal itu dipengaruhi oleh menurunnya industri pengolahan. Dalam hal ini komoditas CPO dan turunannya.
“Kalau itu goyang seperti sekarang ini mengalami goncangan karena produksi TBS kelapa sawit yang berkurang. Apakah karena kekeringan atau sudah banyak replanting. Sehingga berdampak pada produksi,” bebernya.
Statistik Ahli Madya BPS Sulbar, M La’bi menuturkan, angka pertumbuhan ekonomi Sulbar Triwulan III 2024 terbilang rendah. Sebab tidak lagi bertahan di angka 5 persen seperti yang pernah dicapai sebelumnya.
“Sebenarnya rendah. Kalau misalnya bisa bertahan di angka 5 persen seperti triwulan lalu, itu luar biasa karena akan mendorong pertumbuhan dalam satu tahun di tahun 2024,” ujarnya.
Namun, ia optimis pertumbuhan ekonomi Sulbar Triwulan IV 2024 bisa kembali ke trend positif karena beberapa faktor. Salah satunya banyaknya kegiatan kontruksi yang telah rampung di akhir tahun. Termasuk sektor pertanian yang sudah masuk masa panen. (ajs)