POLMAN, RADARSULBAR NEWS – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) merajalela di Desa Ambopadang, Kecamatan Tubi Taramanu, Polewali Mandar (Polman). Ada peningkatan puluhan kasus di rentang waktu yang singkat.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Polman pun menetapkan status Kejadian Luar biasa (KLB), karena desa tersebut tidak pernah sekali pun tercatat memiliki riwayat DBD.
Muncul dugaan virus itu dibawa orang lain yang masuk ke Desa Ambopadang. Penyakit itu pun lalu menular begitu cepat melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar, drg Asran Masdy menjelaskan, warga Desa Ambopadang sangat rentan terkena DBD. Begitu ada yang terjangkit, hampir semua warga di sana ikut terjangkit. Hanya satu hari ada lima kasus ditemukan.
“Satu kelemahan warga di sana cepat terpapar dan wilayah pemukiman warga di sana juga kuang bersih. Banyak Ampah dan genangan air,” ujar drg Asran, saat dikonfirmasi, kemarin.
Menurut Asran, penetapan KLB dilakukan Dinkes Polman karena penanganannya masih di wilayah tingkat kabupaten. Begitu ada pasien terjangkit dirujuk ke luar Sulbar, KLB ditetapkan oleh provinsi, bahkan bisa menjadi isu nasional.
Asran memperkirakan, masih banyak warga Desa Ambopadang terjangkit DBD, namun belum teridentifikasi. Bahkan tidak hanya di desa tersebut, desa lain yang berdekatan dengan Desa Ambopadang juga bisa terjangkit.
“Teori Piramida begitu. Kalau ada satu terjangkit berarti ada seratus yang terjangkit. Kalau dalam satu hari ditemukan ada kasus, berarti itu sudah satu bulan lalu,” ujarnya.
Kendati demikian, Asran mengungkapkan, tim khusus yang menangani kasus terus bekerja di lapangan. Total penderita saat ini ada 112 orang.
Rinciannya 108 terjangkit DBD dan tiga orang terjangkit DBD dan Chikungunya dan satu orang karena terjangkit Chikungunya. Chikungunya sendiri disebabkan virus gigitan nyamuk Aedes Albopictus. “Tapi berdasarkan pemeriksaan lanjutan sudah ada 83 orang yang dinyatakan sembuh,” ungkapnya.