POLEWALI, RADARSULBAR NEWS — Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman ) terus membantu petani Sulawesi Barat dalam membangkitkan kembali komoditi kakao.
Unasman bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek dan Perguruan Tinggi (Kemendikbudristekdikti) akan mendorong pengembangan Agro Tecno Park (ATP) Kakao.
Melalui kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) di Kelompok Tani Sahabat Sejati Desa Kalimbua Kecamatan Tapango Kabupaten Polman berupaya membangkitkan kembali kejayaan kakao.
Program PKM ini diinisiasi Dekan Fakultas Pertanian Unasman, Harli A Karim sejak Maret 2024 dan berakhir Desember 2024. Dalam PKM ini juga berganggotakan Nurul Iqrani D (Agroteknologi Unasman) dan Hamzah (Agribisnis-ITBM). Judul pengabdian adalah “Pengembangan Agrotecnopark Berbasis Good Agriculture Practice (GAP) Kakao di Desa Kalimbua Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar”.
Menurut Dr Harli salah satu permasalahan pertanaman kakao saat ini adalah produktivitas yang masih rendah dan ancaman residu bahan kimia terhadap hasil pertanian. Tujuan jangka panjang dari pelaksanaan kegiatan ini kata Harli adalah budidaya tanaman kakao dengan menerapkan GAP. Good Agriculture Practice adalah sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan ekonomi bagi petani.
Jika dilakukan secara bertahap menurut Harli, maka akan terbentuk kawasan Agrotecnhopark berbasis tanaman kakao. Lebih lanjut dikatakan Agrotecnhopark diharapkan akan menjadi pusat informasi bagi stakeholder kakao (petani, peneliti, penyuluh, mahasiswa, pemerhati dan pengusaha kakao).
Tahun pertama berbagai kegiatan sedang dan akan dilaksanakan di Desa Kalimbua diantaranya kebun percontohan (Demplot), Teknologi Pembibitan Klon Tahan Hama-Penyakit, Pelatihan dan Pembuatan pupuk organik padat, Sekolah Lapang Kakao dan Pelatihan Penggunaan Pestisida Hayati.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa berkegiatan diluar kampus dengan merekognisi berbagai mata kuliah yang sedang mereka program di perguruan tinggi. Program PKM ini didanai oleh Diretktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia tahun 2024.
Harli menambahkan pertanaman kakao di Desa Kalimbua dimulai sejak tahun 1980-an. Teknik budidaya yang dilakukan petani di Desa Kalimbua masih sederhana. Petani kakao memiliki ketergantungan terhadap bahan kimia dalam penerapan teknik budidaya maupun pengendalian hama dan penyakit.
“Metode pengendalian hama dan penyakit selama ini dilakukan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia buatan. Kelemahan dari metode tersebut, selain berbahaya terhadap kesehatan petani juga dikhwatirkan meninggalkan residu pada biji kakao. Isu residu bahan kimia pada biji kakao ini telah lama berlangsung. Permasalahan tersebut terutama pada pertanaman kakao miliki petani. Diperlukan suatu usaha untuk merubah kebiasaan petani tersebut,” terang Harli.
Menurutnya metode gerakan budidaya kakao yang baik (Good Agriculture Practice/GAP) dengan meminimalkan penggunaan bahan kimia sangat dibutuhkan. Metode
tersebut diharapkan menjadi solusi dalam meningkatkan kuantitas, kualitas biji kakao serta kesehatan bagi petani kakao.
Inovasi yang diusulkan adalah Good Agriculture Practice (GAP). Good Agriculture Practice adalah sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan ekonomi bagi petani. Namun demikian, sangat sulit menerapkan budidaya tanaman kakao tanpa bahan kimia. (mkb)