POLEWALI, RADARSULBAR NEWS – Murid SDN 060 Pekkabata, Nawal Qurratuain berhasil meraih juara pertama dalam lomba bertutur tingkat SD/MI se-Kabupaten Polewali Mandar. Lomba bertutur ini diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Polman, Rabu 4 September diikuti puluhan murid dari sejumlah sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.
Dalam lomba ini, Nawal Qurraituain membawakan cerita berjudul Imam Lapeo yang mampu memukau tiga juri yakni Dr Sri Musdikawati, Muhammad Ridwan dan Halimah. Nawal Qurraituain meraih poin 2.425. Kemudian juara kedua diraih murid SDN 028 Ugi Baru Naura Nurul Izza dengan 2.380 poin, juara tiga Nurul Najwa Mi’raj dari SDN 066 Pekkabata dengan 2.372 poin, harapan pertama Adiba Ahmad Alhabzy dengan 2.307 poin, harapan kedua Ririn SDN 002 Campalagian dengan nilai 2.255 poin dan harapan ketiga Muh Zilmi Kaffah dari SDN 007 Sidodadi Wonomulyo dengan 2.185 poin.
Kepala SDN 060 Pekkabata, Sitti Nurwana mengapresiasi kemenangan muridnya dalam lomba bertutur ini. Menurutnya ini adalah buah dari usaha, dedikasi, dan latihan yang konsisten selama ini sebelum mengikuti lomba.
“Kemenangan ini tidak hanya mencerminkan bakat luar biasa, tetapi juga semangat dan tekad yang tak tergoyahkan. Semoga prestasi ini menjadi motivasi untuk terus berkembang dan menginspirasi orang lain,” tandasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Polman, Andi Mahdiana Jabbar mengatakan kegiatan lombar bertutur tingkat SD/MI ini dapat dilaksanakan walaupun sempat tertunda di Bulan Agustus lalu. Ia menyebutkan lomba ini diikuti 15 peserta dari berbagai sekolah di Polman.
Menurut Andi Mahdiana lomba bertutur ini merupakan program tahunan Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Sehingga dilakukan seleksi mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.
“Pemenang lomba bertutur tingkat Polman, Nawal Qurratuain akan mewakili daerah ini untuk seleksi tingkat Provinsi Sulbar. Nantinya juara tingkat provinsi akan mewakili Sulbar ke tingkat nasional,” terang Andi Mahdiana Jabbar.
Ia mengatakan lomba ini diharapkan meningkatkan minat baca anak serta memperkenalkan cerita rakyat atau kearifan lokal yang dibawakan setiap peserta yang mengikuti lomba bertutur ini. Andi Mahdiana berharap agar lomba bertutur ini terus diprogramkan sehingga cerita rakyat dan dongeng terus dituturkan di masa depan. (mkb)
