RADARSULBARNEWS
KOLOM  

Trauma Warga Sirna, Sumber Air Su Dekat

KERJASAMA. Anggota Satgas TMMD ke-121 Kodim 1402 Polman dari TNI dan Polri bahu membahu mengerjakan pemasangan tanggul bronjong di bantaran sungai Alapang Desa Riso Kecamatan Tapango Polman. (AMRI MAKKARUBA/RADAR SULBAR)

Hanya dalam waktu tiga pekan, pengerjaan pemasangan tanggul bronjong sepanjang 430 meter, normalisasi sungai 430 meter dan pengerasan jalan sepanjang 405 meter hampir rampung. Ini diluar perkiraan, karena sebelumnya target pemasangan bronjong memakan waktu tiga pekan lebih. Bukan hanya cepat selesai, tapi secara teknis dan kualitas pemasangan bronjong dan pengerasan jalan yang dibangun sudah memenuhi syarat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (DPUPR) Kabupaten Polman.

“Kami sangat apresiasi pekerjaan pemasangan tanggul bronjong yang dikerjakan Satgas TMMD di Desa Riso Kecamatan Tapango. Pekerjaannya rapi dan sesuai spesifikasi teknis yang dipersyaratkan,” ujar Kadis PUPR Polman, Husain Ismail ditemui saat mendampingi kunjungan Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) TMMD Mabes TNI AD, Kamis 8 Agustus.

Dansatgas TMMD Ke 121 Kodim 1402 Polman, Letkol Czi Sabar Chandra Gufta Panjaitan mengatakan tiga sasaran fisik yang dibangun yakni pemasangan tanggul bronjong sepanjang 430 meter, normalisasi sungai Alapang sepanjang 450 meter dan pengerjaan jalan sepanjang 405 meter pengerjaannya lebih cepat rampung. Karena sebelum pelaksanaan TMMD Ke-121 Kodim 1402 Polman di Desa Riso Kecamatan Tapango pihaknya melaksanakan kegiatan pra.

BACA JUGA:  Debat Kedua: Masyarakat Polman Apresiasi Penerapan Konsep "SIWALI PARRI" Paslon Dirga-Iskandar

“Sebelum digelar TMMD kami memang melaksanakan kegiatan pra selama sepekan. Kami curi star mengerjakan pekerjaan fisik utamanya pemasangan tanggul bronjong di bantaran sungai Alapang Desa Riso. Sehingga saat pelaksanaan TMMD dimulai sisa melanjutkan pekerjaan yang ada. Kemudian sepekan sebelum penutupan TMMD pekerjaan fisik seluruhnya sudah 100 persen,” terang Letkol Czi Sabar Chandra Gufta Panjaitan.

Menurut Dansatgas TMMD ke 121 Kodim 1402 Polman ini ada beberapa alasan memilih Desa Riso Kecamatan Tapango sebagai lokasi karya bakti TMMD ini. Karena selain sebagai wilayah yang merupakan daerah rawan banjir. Kemudian akses jalan penghubung antar dusun terhambat pasca bencana banjir. Sehingga masyarakat kesulita dalam mengakut hasil bumi khususnya kakao. Selain itu dilakukan pekerjaan pembuatan tanggul bronjong dan pengerasan jalan untuk memudahkan pelajar menuju sekolahnya dan masyarakat bepergian ke pasar dan kantor desa.

BACA JUGA:  Paslon Dirga-Iskandar Nomor 4, Kenakan Jas, Peci Hitam dan Dasi Biru di Surat Suara

“Karena selama ini masyarakat kesulitan ke pasar dan kantor desa jika ada urusan saat terjadi hujan deras dan banjir. Karena tidak bisa dilalui akibat tergerus air, apalagi jalannya hanya dapat dilalui kendaraan roda dua,” jelas Letkol Czi Sabar Chandra Gufta Panjaitan.

AIR BERSIH. Warga Desa Kelapa Dua Kecamatan Anreapi kini menikmati air bersih berkat pembangunan pompa hidram manunggal air bersih sasaran tambahan TMMD ke-121 Kodim 1402 Polman.

TMMD Datang, Sumber Air Su Dekat

Puluhan tahun ratusan Kepala Keluarga di Desa Kelapa Dua Kecamatan Anreapi Polman, identik dengan kesulitan mengakses air bersih saat musim kemarau. Namun beberapa hari terakhir ‘Sumber Air Su Dekat’ dengan pemukiman warga berkat pembanguan dua unit pompa hidram oleh Satgas TMMD ke-121 Kodim 1402 Polman.

BACA JUGA:  Kantor Pertanahan Polman Terima Kunjungan Ombudsman RI Perwakilan Sulbar

Kesejukan udara, aroma khas pedesaan berselimut embun melekat didaunan pagi itu di Dusun Leppan Kelapa Dua berangsur memudar. Ahmad (11) murid SDN 047 Leppan ini bergegas mengambil handuk dan perlengkapan mandinya menuju sumber air warga yang berada di lereng gunung sejauh 800 meter dari rumahnya. Setiap hari Ia harus berjalan kaki menuruni lereng gunung hanya sekedar untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah. Kondisi ini dialami ratusan keluarga di Desa Kelapa Dua di musim kemarau, sumber air sangat sulit didapatkan karena daerah itu berada di ketinggian. Sementara sumber air ada di lereng bukit.

“Hemat air nak, musim kemarau sulit air,” teriak Nurhayati kepada Ahmad yang sementara mencuci kakinya sebelum memasuki rumah.

Konten Promosi
error: Konten dilindungi!!