POLEWALI, RADARSULBAR NEWS – Kementerian Pertanian RI melalui Badan Standarisasi Instrumen Pertanian dan Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Sulbar melakukan pengembangan varietas padi unggulan di Kabupaten Polewali. Pengembangan varietas unggulan jenis Cakrabuana ini dikembangkan di beberapa tempat di Polman untuk memenuhi kebutuhan bibit padi berkualitas.
Salah satu tempat pengembangan varietas padi Cakrabuana ini di Desa Bumiayu Kecamatan Wonomulyo. Panen perdana varietas Cakrabuana ini dilakukan di areal persawahan di Desa Bumiayu Kecamatan Wonomulyo, Senin 15 Juli. Panen perdana ini dihadiri Pj Bupati Polman Muh Ilham Borahima, Kadis Pertanian dan Pangan Andi Afandi Rahman, Kepala BSIP Repelita Kallo, Camat Wonomulyo Samiaji dan Kades Bumiayu Sutolu serta kelompok tani.
Dalam kesempatan ini, Pj Bupati Ilham Borahima meminta program pengembangan varietas unggulan dapat dilakukan di beberapa tempat di Polman bukan hanya di Desa Bumiayu Kecamatan Wonomulyo saja. Panen perdana varietas Cakrabuana ini dirangkai dengan temu lapang kegiatan produksi dan desimenasi benih sumber padi mendukung swasembada pangan di Sulbar.
Ilham Borahima mengatakan, di daerah lain seperti Kecamatan Campalagian, Binuang, Luyo dan wilayah lainnya juga diharapkan ada lahan yang dijadikan tempat pengembangan varietas baru ini. Demi untuk meningkatkan hasil produksi pertanian secara merata.
“Luas areal sawah di Polman 16.919 hektare yang sangat menjanjikan. Polman sebagai penyuplai beras di Sulbar hingga ke Kalimantan saat ini sangat membutuhkan perhatian pemerintah pusat dan Pemprov kaitannya dengan ketersediaan benih padi berkualitas,” jelas Muh Ilham Borahima saat menghadiri panen perdana di Desa Bumiayu, Senin kemarin.
Lanjutnya, Ia sangat berterima kasih kepada BSIP yang menjadikan Desa Bumiayu sebagai tempat budidaya yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan benih petani di Polman. Selama ini banyak petani banyak membeli benih galur secara online yang deskripsinya belum ada.
Ia juga menyampaikan dukungan Alsintan juga diharapkan datang dari pemerintah pusat. Karena saat ini Alsintan paling banyak dibutuhkan masyarakat. Ia berharap kepada anggota DPR Komisi IV dapat merespon cepat aspirasi petani di Polman dan juga kebutuhan pupuk.
Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sulbar Repelita Kallo menjelaskan bahwa varietas Cakrabuana tergolong genja atau pendek dimana panennya itu cuma butuh 104 hari setelah semai. Sehingga sangat diminati petani apalagi kalau ada persawahan yang indeks pertanaman (IP) 300.
“Keunggulan lainnya varietas ini tahan kekeringan dan potensi hasilnya sangat bagus mencapai 10,2 ton perhektar,” jelas Repelita Kallo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Polman Andi Afandi Rahman menyampaikan kegiatan seperti ini dapat ditempatkan di daerah lain di Polman. Pihaknya berharap Polman ini terus mendapatkan perhatian sektor pertanian. Karena Polman merupakan daerah penyangga pangan.
“Hasil produksi beras kita bukan hanya untuk konsumsi di Polman tapi beras ke Kalimantan bahkan Jawa. Selain itu menyuplai kabupaten lain di Sulbar dari hasil produksi panen padi,” tandasnya. (*)